Ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab keluarnya darah setelah berhubungan seks saat hamil, antara lain:
Selama kehamilan, serviks mengalami proses yang disebut remodeling sebagai persiapan untuk kelahiran. Remodeling menyebabkan serviks berubah bentuk, membuka, melepaskan sel atau bahkan membuatnya menjadi sangat lunak
Ibu hamil mungkin tidak akan merasakannya, tetapi tubuhnya bisa menjadi sangat sensitif ketika berhubungan seks. Sehingga, menyebabkan perdarahan ringan.
Sekitar seminggu setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Proses ini yang disebut implantasi dan dapat menyebabkan sedikit bercak darah.
Meskipun kecil kemungkinannya, perdarahan setelah berhubungan seks bisa menjadi tanda kehamilan ektopik. Kondisi tersebut dapat terjadi lantaran sel telur yang telah dibuahi menempel di tempat lain selain rahim.
Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester kedua/ketiga ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks. Jika berhubungan seks diikuti dengan perdarahan berwarna merah cerah, bisa jadi penyebabnya adalah plasenta previa.
Solusio plasenta terjadi ketika ada pemisahan awal plasenta dari rahim, yang dapat menyebabkan perdarahan hebat dengan atau tanpa gumpalan.
Jika pemisahannya sedikit, maka tidak perlu dikhawatirkan untuk kesehatan Mama dan bayi di dalam kandungan. Tetapi jika lebih parah, maka Mama perlu segera menemui dokter.
Jika Mama mengalami kontraksi teratur yang semakin intensif dan menjadi lebih sering jauh sebelum tanggal kelahiran, maka bisa menjadi tanda-tanda persalinan prematur.
Seks tidak menyebabkan keguguran, tetapi perdarahan hebat yang membuat ibu hamil harus mengganti pembalut setiap jam atau mengalami perdarahan ringan berhari-hari, kemungkinan dapat menunjukkan kehamilan berisiko keguguran.
Jika Mama menduga perdarahan setelah seks disebabkan karena keguguran, segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.