Apakah dan bagaimana lupus memengaruhi kehamilan tidak sepenuhnya jelas. Selama Mama dalam masa "tenang" atau tanpa gejala, maka kehamilan juga akan baik-baik saja.
Mereka yang memiliki prognosis kehamilan paling buruk, yakni perempuan yang sedang hamil saat kambuh atau memiliki gangguan ginjal parah. Idealnya, fungsi ginjal harus stabil setidaknya enam bulan sebelum pembuahan.
Ada sejumlah peningkatan risiko kehamilan yang terkait dengan lupus, antara lain:
Ibu hamil dengan lupus memiliki risiko lebih tinggi terkena preeklamsia. Ini terjadi pada mereka yang juga memiliki penyakit ginjal, diabetes atau antibodi antifosfolipid.
HELLP merupakan singkatan dari hemolisis, peningkatan enzim hati dan trombosit rendah. Ini termasuk gangguan kesehatan hati dan pembekuan darah yang jarang, namun serius yang terjadi biasanya bersamaan dengan preeklamsia dan hampir selalu pada trimester ketiga.
- Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin (IUGR)
Bayi dengan IUGR tidak tumbuh sebagaimana mestinya dan lupus, terutama penyakit ginjal lupus, mungkin menjadi penyebabnya.
Dianjurkan agar Mama dengan kondisi lupus dapat melahirkan di rumah sakit, sehingga memiliki fasilitas NICU.
Keguguran lebih sering terjadi pada perempuan dengan lupus, terutama pada kasus dengan keguguran sebelumnya dan tingkat antibodi antifosfolipid yang tinggi.
Bahkan jika penyakit Mama dalam remisi, kehamilan lupus masih tergolong berisiko tinggi. Kebanyakan pasien lupus memeriksakan diri ke dokter setiap dua sampai empat minggu selama menjalani masa kehamilan.