Unsplash/Alexander Sergienko
Berikut kemungkinan penyebab flek cokelat saat selama masa kehamilan:
Sekitar tujuh hingga 14 hari setelah Mama hamil (kira-kira pada waktu Mama mungkin akan mendapatkan menstruasi), sel telur yang telah dibuahi ditanamkan ke dalam rahim. Jika hal ini terjadi, hal ini dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan sedikit pendarahan vagina. Sebagian calon mama mungkin mengalami kram ringan bersamaan dengan pendarahan implantasi. Namun ada juga yang tidak merasakan apa-apa.
Ibu hamil mungkin mengeluarkan flek berwarna cokelat dan berlumuran darah setelah berhubungan seks. Gesekan saat berhubungan seks dapat menyebabkan trauma pada jaringan vagina atau leher rahim, terutama jika ibu hamil tidak mendapat pelumasan yang baik, dan dapat menyebabkan bercak. Dan leher rahim (yang saat ini sangat sensitif) bisa memar karena penetrasi yang dalam.
Jaringan serviks sangat halus selama kehamilan, jadi Mama mungkin melihat keluarnya bercak atau cairan berwarna cokelat setelah dokter melakukan pemeriksaan panggul atau memeriksa serviks.
Namun Mama juga harus waspada ketika muncul flek. Berikut beberapa penyebab yang perlu diwaspadai jika flek muncul saat hamil:
Beberapa penyebab munculnya flek cokelat saat hamil muda memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, flek cokelat juga bisa menjadi gejala yang perlu diwaspadai, seperti:
Keluarnya darah atau keputihan berwarna cokelat bisa menjadi tanda infeksi vagina atau serviks, seperti bakterial vaginosis (BV), trikomoniasis, klamidia, atau gonore. Mengalami infeksi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti kelahiran prematur dan ketuban pecah dini (PROM). Dokter dapat menguji infeksi dan mengobati dengan antibiotik jika perlu.
Pendarahan atau bercak seringkali merupakan tanda awal keguguran. Keguguran paling sering terjadi pada trimester pertama, meski bisa terjadi kapan saja hingga 20 minggu. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa sebagian besar ibu hamil yang mengalami flek atau pendarahan di awal kehamilan tidak mengalami keguguran.
Hal ini terjadi pada awal kehamilan, ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim. Pendarahannya cenderung merah tetapi mungkin tampak cokelat, seperti warna darah kering. Tanda-tanda lainnya termasuk nyeri perut atau panggul dan nyeri bahu. Hanya 1 hingga 2 persen kehamilan yang bersifat ektopik, namun penting untuk segera mendapatkan pengobatan, karena berpotensi berbahaya bagi Mama.
Hamil anggur atau yang dikenal juga sebagai mola hidatidosa adalah kelainan kehamilan yang jarang terjadi. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi dan plasenta tidak berkembang secara normal. Akibatnya, sel-sel abnormal tersebut membentuk sekumpulan kista yang bentuknya menyerupai anggur putih. Pendarahan berwarna merah cerah atau keluarnya cairan berwarna cokelat dapat dimulai sejak usia 6 minggu. Gejala lain termasuk mual dan muntah parah, kram perut, dan tekanan atau nyeri panggul. Mama juga mungkin mengeluarkan kista (kantung berisi cairan). Penting untuk segera mendapatkan pengobatan pada kehamilan anggur.