Terkadang, pasangan suami-istri menyembunyikan kehamilan pada trimester pertama karena khawatir dengan potensi keguguran.
Tetapi public figure seperti Mark Zuckerberg dan vloggers Sam dan Nia nggak begitu, mereka justru berbagi kisah kehilangan bayi di awal kehamilan.
Kita pun jadi berpikir bahwa "it's OK about it", ya nggak masalah kan untuk membicarakan perihal keguguran.
Menurut Anderson, membicarakan keguguran dengan orang lain termasuk langkah awal untuk keluar dari rasa kehilangan.
"Membicarakan hal ini dengan orang lain membiarkannya menjadi nyata. Ya, itu memang terjadi, dan membantu pengalaman ini menjadi normal," kata Anderson.
Keguguran sering menjadi kesedihan yang disembunyikan, padahal nggak apa-apa kok untuk menceritakannya pada orang lain.
Dengan begitu, kamu mungkin akan menemukan banyak teman dan rekan yang juga mengalami keguguran.
Sementara pasanganmu mungkin juga akan bertemu sesamanya, dan membicarakan bagaimana membantumu keluar dari kesedihan setelah keguguran.
"Kamu mungkin akan semakin peka dan sadar dengan keguguran yang dialami orang lain, sehingga ada keinginan untuk merawat dan membantu mereka," kata Jaffe.
Mengalami keguguran membuat kamu lebih bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup setelahnya.
Selain itu, karena besarnya perasaan perempuan yang terguncang, mungkin kamu menjadi lebih sadar akan pandangan positif dalam hidup dan anak yang dikandung nantinya setelah keguguran akan sangat dijaga.
"Saat kamu hamil lagi, nikmati dengan sepenuh hati dan jiwa," kata Anderson.
Keguguran pada awalnya memang membuat seorang perempuan terguncang.
Tapi lebih dari itu, pengalaman kehilangan bayi menciptakan banyak kekuatan.
Baca juga: Cara Mengurangi Risiko Keguguran dengan Menjaga Kehamilan