Jumlah air ketuban harus pas, tidak kurang atau lebih. Kekurangan maupun kelebihan air ketuban dapat menimbulkan beberapa risiko bagi janin.
Air ketuban yang terlalu banyak dapat membuat janin lebih mudah bergerak sehingga posisi janin di masa kehamilan akhir bisa ada di posisi sungsang atau melintang. Hal ini tentunya akan meningkatkan peluang ibu hamil untuk melahirkan secara caesar.
Selain itu, air ketuban yang terlalu banyak dapat meningkatkan risiko ketuban pecah dini sehingga terjadi persalinan prematur. Masalah lain yang mungkin terjadi adalah solusio plasenta, yaitu kondisi ketika tali pusar terjepit atau keluar sebelum janin lahir.
Plasenta yang keluar terpisah sebelum janin lahir dapat meningkatkan risiko janin kekurangan oksigen saat persalinan dan meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan.
Lalu, efek terburuk dari jumlah air ketuban yang terlalu banyak adalah peningkatan risiko janin lahir dalam keadaan meninggal.
Air ketuban sedikit dapat membahayakan janin. Jika terjadi di awal kehamilan, maka dampaknya pada janin akan semakin buruk. Air ketuban sedikit di awal kehamilan dapat mengganggu proses perkembangan berbagai organ tubuh janin. Jika ini terjadi, maka dapat mengakibatkan kecacatan janin dan bahkan keguguran.
Apabila air ketuban sedikit terjadi pada trimester kedua kehamilan, kelainan yang diakibatkan antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran prematur. Pada proses persalinan, air ketuban sedikit dapat menyebabkan tertekannya tali pusat, sehingga akan disarankan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar.