Sebaiknya, ibu hamil harus lebih berhati-hati dalam menggunakan aspilet, khususnya saat trisemester pertama dan kedua.
Hal ini pun boleh dilakukan hanya jika keuntungan dari menggunakan obat ini lebih besar dibandingkan efek sampingnya.
Sementara itu, jika Mama sudah memasuki trisemester ketiga, sebaiknya jangan menggunakan obat ini kecuali benar-benar tidak memiliki pilihan obat lain untuk kondisi yang membahayakan, misalnya.
Sebab, aspilet dapat membahayakan janin atau menyebabkan komplikasi saat proses melahirkan. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D pada trimester ke 3 menurut US Food and Drug Administration (FDA).
Kategori risiko kehamilan menurut FDA:
A = Tidak berisiko,
B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
C = Mungkin berisiko,
D = Ada bukti positif dari risiko,
X = Kontraindikasi,
N = Tidak diketahui
Sementara itu, bagi ibu menyusui, aspilet juga dapat keluar dari Air Susu Ibu (ASI) dalam jumlah yang kecil.
Namun, tidak ada atau belum ditemukan penelitian yang dapat membuktikan timbulnya efek samping pada bayi jika mengonsumsi aspilet.
Oleh sebab itu, tidak diperlukan adanya peringatan bagi ibu menyusui untuk penggunaan obat ini.
Hanya saja, jika sang Mama yang menyusui menggunakan aspilet dalam dosis yang tinggi, maka ia harus berhenti menyusui.
Nah, itulah 4 fakta penting terkait aspilet untuk ibu hamil.
Selalu konsultasikan pada dokter terlebih dahulu tentang penggunaan aspilets jika Mama sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui untuk mengurangi risiko efek samping yang dapat membahayakan Mama dan calon bayi.