Garam himalaya juga dianggap lebih sehat karena mengandung natrium yang lebih sedikit dibandingkan garam biasa. Perbandingannya adalah dalam satu gram garam himalaya mengandung 368 mg natrium, sedangkan di dalam garam biasa terdapat 381 mg. Bisa dilihat bahwa perbandingannya tidak terlalu banyak.
Jadi baik garam himalaya maupun garam dapur, bila dikonsumsi secara berlebihan sama-sama bisa membahayakan kesehatan ibu hamil.
Menurut United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari atau sebanyak satu sendok teh.
Kelebihan asupan garam saat hamil bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti:
1. Edema
Membengkaknya beberapa bagian tubuh memang sering terjadi saat hamil. Namun mengonsumsi garam yang berlebihan dapat memperparah edema atau pembengkakan yang Mama alami. Bukan hanya pembengkakan pada bagian kaki seperti yang sering terjadi, edema akibat kelebihan garam juga bisa terjadi pada wajah.
2. Hipertensi
Garam erat kaitannya dengan hipertensi. Padahal hipertensi saat hamil bukan hanya bisa menimbulkan komplikasi pada tubuh mama, tapi juga dapat membahayakan janin di dalam kandungan.
3. Preeklampsia
Hipertensi yang tidak terkendali saat hamil bisa menyebabkan terjadinya preeklampsia. Padahal preeklampsia saat hamil bisa menimbulkan bahaya bagi ibu hamil dan janin, seperti kelahiran prematur, hingga risiko kematian ibu dan janin saat melahirkan.
Dengan adanya risiko tersebut, penting bagi Mama untuk membatasi asupan garam setiap harinya.
Itulah fakta mengenai garam himalaya untuk ibu hamil. Pastikan Mama hanya mengonsumsi garam dengan jumlah yang cukup dan tidak berlebihan. Karena apapun jenis garamnya, akan sama berbahayanya bila dikonsumsi secara berlebihan.