Berikut beberapa cara penanganan hemofilia pada kehamilan, yaitu:
1. Konseling prakonsepsi
Perempuan yang memiliki risiko gangguan perdarahan atau pembawa kelainan penyakit ini harus menjalani tes diagnostik sebelum hamil untuk menentukan konseling prakonsepsi yang tepat dan manajemen kehamilan dini.
Hal ini sangat penting bagi perempuan dengan gangguan perdarahan parah atau mereka yang berpotensi mengandung bayi yang membawa hemofilia berat.
2. Melakukan tes prenatal dan screening
Jika Mama mempertimbangkan untuk mempertahankan kehamilan, maka Mama harus meminta dokter melakukan tes prenatal lanjutan dan tes screening di masa awal kehamilan.
3. Melakukan tes pada bayi segera setelah lahir untuk tindakan penanganan
Setelah melakukan penentuan jenis kelamin janin yang berguna dalam menangani kehamilan pada penderita hemofillia. Penting juga untuk mengetahui segera setelah lahir apakah si anak menderita hemofilia agar dapat segera diberikan perawatan khusus untuk menghindari masalah perdarahan.
5. Jaga kesehatan dan hindari dari bahaya cedera
Hindari aktivitas yang berpotensi membahayakan serta lakukan pemerikasan rutin pada sendi, gusi serta beberapa bagian tubuh yang berisiko terjadi memar dan perdarahan.
Hemofilia pada ibu hamil membawa berbagai risiko. Perlu dilakukan pengawasan dari tim medis agar penderita bisa memilki kehamilan yang sehat.
Perlu adanya kerjasama antara dokter kandungan yang menangani kehamilan, hematolog yang merawat hemofilia (ahematolog) dan ahli anestesi selama persalinan sehingga ibu hamil dengan hemofilia dapat melahirkan dengan aman.
Demikian informasi mengenai hemofilia pada ibu hamil, gejala, penyebab, risiko, dan penanganannya. Semoga bermanfaat, ya.
Baca juga :