Kita tahu bahwa nyamuk tidak akan hilang dalam waktu dekat, dan sangat menyebalkan mengetahui bahwa nyamuk dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi ibu hamil dan janin yang sedang tumbuh. Namun, hanya karena Mama mungkin menjadi sasaran empuk bukan berarti Mama harus mengurung diri di rumah atau kamar.
Jadi, apa yang dapat ibu hamil lakukan agar tetap aman dan terhindar dari gigitan nyamuk? Berikut lima kiat untuk menjauhkan nyamuk saat Mama hamil:
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature, nyamuk tertarik pada warna merah dan jingga karena warna tersebut mirip dengan warna inframerah yang dipancarkan kulit manusia. Anehnya, dalam percobaan tersebut, nyamuk mengabaikan para peneliti saat mereka mengenakan sarung tangan berwarna hijau, ungu, biru, dan putih meskipun sarung tangan tersebut dilapisi karbon dioksida yang menarik nyamuk.
Panas dan lembapnya musim panas dapat membuat ibu hamil merasa hampir tersiksa saat mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang, terutama saat hamil dan sudah merasa kepanasan dan tidak nyaman. Namun, saat berada di daerah yang banyak nyamuknya, sebaiknya Mama mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menutupi tubuh dan tidak digigit.
Nyamuk dapat menggigit pakaian ketat, termasuk celana jins denim. Jika Mama harus mengenakan pakaian ketat, pastikan kainnya memiliki tenunan yang sangat rapat. Jika tidak, cobalah kenakan pakaian longgar yang akan mengurangi kemampuan nyamuk untuk menggigit Mama.
Gunakan pengusir nyamuk yang telah diuji dan terdaftar di BPOM. Produk dengan DEET seharusnya efektif dan aman bagi ibu hamil dalam jumlah yang wajar. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Obstetrics & Gynecology, DEET ditemukan aman untuk penggunaan topikal selama kehamilan dan tidak dianggap sebagai racun bagi perkembangan atau reproduksi.
Namun, DEET tidak boleh digunakan pada bayi berusia kurang dari 2 bulan, dan hanya pada konsentrasi kurang dari 10% setelah itu. Bicaralah dengan dokter sebelum menggunakan pengusir serangga apa pun pada bayi.
Jika Mama berada di luar dan tidak menggunakan DEET, Mama dapat mencoba pengusir nyamuk lain seperti serai, yang mungkin dapat memberikan perlindungan. Mama juga dapat mencoba asap api unggun.
Meskipun DEET telah diteliti secara menyeluruh dan terbukti aman, tidak semua orang merasa senang menyemprotkan bahan kimia pada diri mereka sendiri. Salah satu keluhan umum tentang semprotan serangga adalah bau dan rasa berminyak yang dapat ditinggalkannya pada kulit. Untuk mengatasinya, beberapa pengusir DEET kini hadir dalam formula "kering" dengan aroma yang minimal.
EPA mencatat bahwa beberapa produk pengusir berbasis minyak esensial umumnya aman digunakan, tetapi belum diuji keefektifannya. Namun, karena menimbulkan risiko kesehatan yang minimal, EPA tidak mengharuskan produk ini didaftarkan seperti pengusir topikal lainnya.
Jika Mama lebih suka pendekatan yang lebih alami untuk mencegah gigitan nyamuk, Mama dapat mencoba produk pengusir nyamuk dengan minyak esensial seperti serai, cedar, atau geranium. Pastikan untuk menghindari produk dengan minyak esensial seperti pepermin, rosemary, dan sage selama hamil. Bicaralah dengan dokter tentang minyak esensial apa yang aman untuk Mama gunakan selama kehamilan.
Sekarang Mama sudah mengetahui alasan kenapa kenapa ibu hamil lebih sering digigit nyamuk. Pastikan Mama selalu terlindungi dari nyamuk, ya!
Apa yang Mama lakukan untuk mengatasi nyamuk di rumah?