Sebelum Mama memesan tiket kapal laut atau pesawat, periksa kebijakan maskapai penerbangan atau operator pelayaran untuk ibu hamil. Beberapa maskapai penerbangan akan mengizinkan ibu hamil terbang hingga 36 minggu, tetapi yang lain mungkin memiliki batas waktu lebih awal.
Pelayaran mungkin tidak mengizinkan ibu hamil bepergian setelah 24–28 minggu kehamilan, dan Mama mungkin perlu memiliki surat keterangan dari dokter yang menyatakan bahwa Mama layak untuk bepergian dalam kondisi hamil.
Buatlah janji temu dengan dokter atau spesialis kesehatan perjalanan yang dilakukan setidaknya 4-6 minggu sebelum Mama berlibur. Mereka dapat membantu Mama mendapatkan vaksin, obat-obatan, dan informasi khusus untuk destinasi tertentu.
Membahas masalah kesehatan, rencana perjalanan, dan aktivitas yang direncanakan dengan penyedia layanan kesehatan memungkinkan mereka memberikan saran dan rekomendasi yang lebih spesifik.
Pastikan untuk membawa salinan catatan imunisasi resmi saat berlibur.
Persiapkan hal-hal yang tidak terduga. Penting untuk merencanakan kejadian yang tidak terduga sebanyak mungkin. Melakukan hal itu dapat membantu Mama mendapatkan perawatan kesehatan yang berkualitas atau menghindari terdampar di destinasi. Beberapa langkah yang dapat Mama ambil untuk merencanakan kejadian tak terduga adalah dengan mendapatkan asuransi perjalanan, mempelajari tempat mendapatkan perawatan kesehatan selama perjalanan, dan mengemas perlengkapan kesehatan perjalanan.
Pastikan polis asuransi kesehatan mencakup komplikasi kehamilan dan neonatal selama di luar negeri. Jika tidak, dapatkan asuransi kesehatan perjalanan yang mencakup hal-hal tersebut. Pertimbangkan juga untuk mendapatkan asuransi evakuasi medis.
Kenali tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis segera, termasuk nyeri panggul atau perut, pendarahan, kontraksi, gejala preeklamsia (pembengkakan tidak biasa, sakit kepala parah, mual dan muntah, dan perubahan penglihatan), dan dehidrasi.