Selain itu, Dr dr Sutrisno juga menjelaskan ada penyebab baru kematian ibu hamil di Jatim, yaitu kelainan jantung, autoimun dan plasenta akreta.
"Plasenta akreta merupakan kondisi kehamilan serius. Terjadi ketika plasenta menempel di daerah sekitar panggul, itu sangat sulit dioperasi," kata Dr dr Sutrisno SpOG(K).
Plasenta akreta merupakan kondisi di mana plasenta (ari-ari bayi) melekat terlalu dalam menembus dinding rahim.
Sementara pada kehamilan normal, plasenta akan terlepas dengan mudah dari dinding rahim ketika bayi lahir. Kondisi ini memiliki beberapa jenis dan disebabkan oleh sejumlah faktor risiko yang cukup spesifik. Penanganan secara medis pun dibutuhkan.
Di Jawa Timur, kasus kematian ibu hamil tertinggi terdapat di Jember, kemudian disusul Surabaya dan Malang.
Pada tahun 2018-2020 kematian ibu hamil di Jawa Timur sekitar 550-560. Lalu pada 2021, kasus kematian ibu hamil di Jatim naik drastis menjadi 1.297. Tingginya jumlah kematian ibu hamil pada tahun 2021 juga disebabkan oleh Covid-19.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter. Segera hubungi dokter atau mendatangi RS atau fasilitas kesehatan jika merasa ada gejala yang mengkhawatirkan.
Itu tadi informasi tentang penyebab kematian ibu hamil di Jatim tinggi. Semoga tak ada lagi kasus kematian ibu hamil di Jawa Timur.