health.clevelandclinic.org
Melansir laman Verywell Family, seorang dokter kandungan di Ohio State University Wexner Medical Center, Michael Cackovic, menjelaskan bahwa IUD atau intrauterine device adalah perangkat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
Alat ini dianggap menjadi salah satu metode kontrasepsi paling efektif dengan persentase sebanyak 99% dalam mencegah kehamilan.
Umumnya, ada dua jenis IUD yakni hormonal dan non-hormonal. Keduanya bekerja dengan cara yang berbeda untuk membuat area rahim menolak pembuahan dan kehamilan.
Untuk non-hormonal, seperti IUD tembaga menimbulkan reaksi benda asing yang mengentalkan lendir serviks dan mengubah lapisan sehingga tidak mampu mempertahankan kehamilan. Sedangkan IUD hormonal bekerja dengan menghentikan ovulasi sehingga berpotensi untuk tidak hamil.
IUD mulai bekerja setelah dipasang. Namun, alat ini bisa bersifat reversibel, artinya ada kemungkinan untuk hamil setelah IUD dilepas.
Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan IUD untuk mencegah kehamilan jauh melampaui metode KB hormonal lainnya seperti pil, patch, dan cincin kontrasepsi.
Selain itu, alat ini juga memiliki kegunaan lain. Misalnya, pengobatan akibat pendarahan menstruasi berat, nyeri panggul, atau sebagai pengaturan menstruasi.
Terlepas dari manfaat ini, masih ada beberapa orang memiliki kesalahpahaman tentang cara kerja IUD. Mereka mungkin secara keliru dan takut bahwa IUD bisa menyebabkan aborsi atau memengaruhi kesuburan seseorang.
Namun, Mama tidak perlu khawatir karena faktanya IUD tidak menyebabkan aborsi, tetapi menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat di dalam rahim untuk mencegah kehamilan. IUD juga aman dan tidak menyebabkan masalah infertilitas.