Normalnya, jumlah cairan ketuban adalah sekitar satu liter. Jika jumlah cairan ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak hal ini dapat menimbulkan masalah.
Berikut masalah yang dapat terjadi pada cairan ketuban:
Oligohidramnion adalah kondisi ketika cairan ketuban terlalu sedikit, sekitar kurang dari 500 mL.
Kondisi ini dapat terjadi pada ibu hamil dengan riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, atau terjadi kebocoran ketuban.
Oligohidramnion dapat terjadi selama trimester apa pun, tetapi umumnya terjadi di 6 bulan pertama kehamilan dan di trimester ketiga.
Jika ibu hamil mengalami kondisi oligohidramnion, akan ada risiko cacat lahir, keguguran, dan kelahiran prematur.
Jika ibu hamil mengalami oligohidramnion, umumnya dokter akan memutuskan agar ibu hamil melahirkan secara caesar.
Polihidramnion atau juga disebut sebagai hidramnion adalah kondisi ketika ada terlalu banyak cairan ketuban. Pada beberapa kasus ibu hamil yang mengalami polihidramnion, jumlah air ketuban dapat mencapai hingga lebih dari dua liter.
Kondisi ini dapat terjadi akibat beberapa hal, seperti ibu hamil yang menderita diabetes, ada penumpukan cairan pada salah satu bagian tubuh janin (hydrops fetalis), dan terdapat masalah pada plasenta.
Ibu hamil yang mengalami polihidramnion umumnya akan merasakan sesak atau sulit bernapas, sembelit, nyeri pada ulu hati, dan bengkak di tungkai bawah dan kemaluan.
Kasus polihidramnion ringan biasanya sembuh tanpa pengobatan, namun pada kasus yang parah, cairan ketuban perlu dikurangi dengan tindakan amniosentesis atau dengan obat indometasin.