Studi sebelumnya telah menemukan bahwa ibu hamil yang mengalami tekanan dan stres pada trimester pertama meliputi bencana alam, krisis ekonomi atau kehilangan pekerjaan. Mereka yang mengalami tekanan dan stres saat hamil akan berada pada risiko yang menyangkut kehamilan seperti kelahiran prematur.
Lalu, apa hubungannya pindah rumah dengan kehamilan prematur?
Dari penelitian ini, dapat dikaitkan bahwa saat melakukan pindah rumah, perempuan yang sedang hamil akan memikirkan banyak hal, dari mulai barang-barang apa saja yang harus dibawa, biaya yang harus dikeluarkan ketika proses pindahan, bahkan hingga memikirkan lingkungan baru yang harus mereka hadapi.
Tak jarang juga, ada saja ibu hamil yang ingin mengangkut sendiri barangnya. Meski tak berat, mengangkat barang yang memiliki muatan beban juga tak disarankan pada ibu hamil mengingat akan banyak risiko yang akan ditemui.
Untuk studi baru, para peneliti menganalisis informasi dari akta kelahiran untuk bayi yang lahir di negara bagian Washington dari tahun 2007 hingga 2014. Karena akta kelahiran melaporkan lamanya ibu tinggal di alamatnya saat ini, para peneliti dapat menentukan apakah dia melakukan perpindahan rumah selama trimester pertamanya.
Secara keseluruhan, penelitian ini mencakup data dari sekitar 28.000 perempuan yang pindah selama trimester pertama dan sekitar 112.000 ibu hamil yang tidak pindah rumah selama waktu itu.
“Di antara mereka yang pindah selama trimester pertama, 9,1% melahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan), dibandingkan dengan hanya 6,4% dari mereka yang tidak pindah rumah selama trimester pertama,” ungkap penulis penelitian.
Selain itu, di antara mereka yang pindah selama trimester pertama, 6,4% memiliki bayi yang dianggap "berat lahir rendah" (di bawah 24kg., atau sekitar 2.500 gram), dibandingkan dengan 4,5% dari ibu hamil yang tidak melakukan perpindahan selama trimester pertama.
Temuan diadakan bahkan setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi risiko kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah, seperti usia Mama, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan kebiasaan merokok.