Atas kejadian tersebut, seorang Medical Doctor bernama dr. Ekida Rehan Firmansyah menjelaskan kaitan emosi dengan keguguran pada ibu hamil.
Pada dasarnya, seorang ibu hamil jangan sampai mengalami kondisi stres secara psikis atau emosional. Berargumen atau meluapkan emosi memang tidak secara langsung menyebabkan keguguran. Namun, perlu diketahui bahwa stres berisiko menganggu fungsi plasenta atau ari-ari bayi. Sehingga, meningkatkan risiko prematur dan berat bayi lahir rendah.
"Dijelaskan kalau bekerja, olahraga, stres maupun berargumen kayak marah-marah tadi tidak secara langsung menyebabkan keguguran untuk janin yang sehat. Tapi, ada penelitian meta analisis yang menggabungkan 8 penelitian sekaligus mendapatkan hasil bahwa stres psikologis atau emosional itu berhubungan dua kali lipat terhadap kejadian keguguran," kata dr. Ekida.
"Hal ini disebabkan karena saat kondisi yang sangat stres, tubuh akan mengeluarkan hormon stres atau kortisol. Kortisol yang tinggi ini memiliki efek menganggu metabolisme dari plasenta atau ari-ari yang berfungsi untuk memberikan makanan dan oksigen untuk janin," tambahnya.
Itu dia kronologi ibu hamil keguguran di KRL. Semoga ke depannya tidak akan ada lagi peristiwa seperti ini, ya, Ma.