Dilansir dari Medical News Today, siapa pun yang memiliki rahim dan ovarium memiliki kemungkinan untuk hamil dan melahirkan.
Orang yang terlahir dengan organ reproduksi laki-laki dan hidup sebagai laki-laki tidak bisa hamil.
Pasalnya, organ reproduksi laki-laki adalah testis dan penis, serta tidak memiliki rahim sehingga tidak memungkinkan untuk bisa hamil.
Namun, seorang laki-laki transgender atau orang non-binary (istilah identitas gender yang tidak merujuk secara spesifik pada salah satu gender) memiliki kemungkinan untuk hamil.
Untuk lebih jelasnya, kita perlu memahami dulu istilah-istilah dalam gender dan jenis kelamin.
Dilansir dari Healthline, tidak semua orang yang lahir dengan organ reproduksi laki-laki atau yang memiliki sebutan AMAB (assigned male at birth) diidentifikasi sebagai laki-laki, begitu juga dengan orang yang lahir dengan organ reproduksi perempuan atau AFAB (assigned female at birth).
Orang yang merasa bahwa identitas gendernya tidak sesuai dengan jenis kelaminnya saat lahir biasanya disebut dengan transgender atau transmaskulin.
Transmaskulin sendiri digunakan untuk menggambarkan orang yang terlahir sebagai perempuan yang mengidentifikasi atau menunjukkan sisi maskulin.
Transmaskulin biasanya diidentifikasi sebagai laki-laki atau sejumlah identitas gender lainnya termasuk non-binary, genderqueer, atau agender. Biasanya, transmaskulin ini lah laki-laki yang memiliki organ reproduksi yang diperlukan untuk bisa hamil.