Masih menurut NU Online, di sisi lain, ada ulama besar yang berpendapat bahwa sperma sebenarnya suci. Mereka menjelaskan bahwa, mengerik sperma dari pakaian bukan berarti karena najis, tapi lebih ke alasan kebersihan.
Selain itu, masalah suci dan najis dalam Islam umumnya berlaku untuk sesuatu yang berada di luar tubuh. Jadi, sesuatu yang keluar dari tubuh tidak otomatis najis, kecuali yang memang disebutkan jelas dalam syariat.
Mereka juga menegaskan kalau sperma adalah bagian dari asal penciptaan manusia, statusnya tidak disamakan dengan kotoran tubuh.
Jadi, dari sini Mama bisa lihat bahwa Islam memberi ruang pemahaman dan para ulama menilai dari sudut pandang yang berbeda.
Sekarang Mama sudah tahu bahwa, para ulama berbeda pandangan mengenai status najis-tidaknya sperma. Ada yang mengatakan najis, ada juga yang menilai suci.
Mama bisa memilih pendapat yang paling diyakini, namun intinya tetap sama, menjaga kebersihan diri setelah keluar sperma adalah sunnah dan bagian dari adab serta kesucian dalam Islam.
Satu hal yang penting, bahasan seperti ini bukan sesuatu yang tabu. Sebagai orangtua, justru kita perlu paham agar bisa memberi contoh kebersihan, adab, dan pengetahuan yang benar kepada anak-anak nanti.