Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Apakah Sperm Najis (1).jpg
Freepik.com/freepik

Intinya sih...

  • Sperma adalah sel reproduksi laki-laki yang penting dalam proses kehamilan.

  • Sebagian ulama menganggap sperma sebagai najis dan harus dibersihkan jika mengenai tubuh atau pakaian.

  • Ada juga ulama yang berpendapat bahwa sperma sebenarnya suci, karena merupakan bagian dari asal penciptaan manusia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mama mungkin pernah bertanya dalam hati “Sebenernya sperma itu najis nggak sih menurut Islam?”. Pertanyaan ini wajar, apalagi buat pasangan yang baru menikah, sedang merencanakan program hamil, atau baru saja punya bayi. 

Sebab faktanya, dalam Islam, menjaga kebersihan dan kesucian itu penting, termasuk ketika membahas topik yang tampaknya sensitif seperti ini.

Meski terdengar agak tabu bagi sebagian orang, justru pembahasan seperti ini diperlukan. Mama perlu simak informasi selengkapnya dari Popmama.com mengenai fakta apakah sperma najis. 

1. Apa itu sperma?

Freepik.com/freepik

Sebelum masuk ke pembahasan hukum fiqihnya, penting juga untuk Mama mengetahui itu sperma dari sisi biologis.

Sperma adalah sel reproduksi laki-laki yang diproduksi di testis. Sel ini keluar bersama cairan semen saat laki-laki mengalami ejakulasi, baik melalui hubungan suami istri maupun mimpi basah (ihtilam). 

Tugas sperma adalah membuahi sel telur perempuan agar terjadi kehamilan.  Jadi tanpa keberadaan sperma, proses kehamilan tentunya tidak mungkin terjadi.

Selain itu, keluarnya sperma juga menjadi bagian dari proses reproduksi yang alami. Saat keluar dari tubuh, biasanya sperma berbentuk cair dan lengket, lalu mengering setelah beberapa waktu. 

Memahami sifat dasar sperma juga membantu kita mengerti cara membersihkannya sesuai tuntunan agama.

2. Pendapat yang menganggap sperma najis

Freepik.com/freepik

Melansir dari NU Online, sebagian ulama dari mazhab tertentu menyatakan bahwa sperma termasuk najis. 

Pendapat ini dipegang oleh tokoh-tokoh seperti Imam Malik, Abu Hanifah, Tsauri, dan Auza’i. Menurut mereka, jika sperma mengenai tubuh atau pakaian, maka harus dibersihkan.

Alasan mereka, sperma keluar dari saluran yang sama dengan urine, sehingga dinilai ikut terpapar najis saat keluar.

Apabila ditemukan sperma dalam kondisi masih basah, maka pakaian atau kain harus dicuci. Sementara itu, jika sperma ditemukan sudah mengering di pakaian, maka menurut sebagian ulama cukup dikerik atau digosok. 

3. Pendapat yang menganggap sperma suci

Freepik.com/freepik

Masih menurut NU Online, di sisi lain, ada ulama besar yang berpendapat bahwa sperma sebenarnya suci. Mereka menjelaskan bahwa, mengerik sperma dari pakaian bukan berarti karena najis, tapi lebih ke alasan kebersihan. 

Selain itu, masalah suci dan najis dalam Islam umumnya berlaku untuk sesuatu yang berada di luar tubuh. Jadi, sesuatu yang keluar dari tubuh tidak otomatis najis, kecuali yang memang disebutkan jelas dalam syariat.

Mereka juga menegaskan kalau sperma adalah bagian dari asal penciptaan manusia, statusnya tidak disamakan dengan kotoran tubuh.

Jadi, dari sini Mama bisa lihat bahwa Islam memberi ruang pemahaman dan para ulama menilai dari sudut pandang yang berbeda.

Sekarang Mama sudah tahu bahwa, para ulama berbeda pandangan mengenai status najis-tidaknya sperma. Ada yang mengatakan najis, ada juga yang menilai suci. 

Mama bisa memilih pendapat yang paling diyakini, namun intinya tetap sama, menjaga kebersihan diri setelah keluar sperma adalah sunnah dan bagian dari adab serta kesucian dalam Islam.

Satu hal yang penting, bahasan seperti ini bukan sesuatu yang tabu. Sebagai orangtua, justru kita perlu paham agar bisa memberi contoh kebersihan, adab, dan pengetahuan yang benar kepada anak-anak nanti.

Editorial Team