Dilansir dari Medical News Today, saat seseorang menelan air mani yang mengandung sperma, maka sperma tersebut sama seperti makanan dan minuman yang diproses melalui sistem pencernaan. Sistem pencernaan ini tidak terhubung langsung dengan organ reproduksi, sehingga tidak akan mengakibatkan kehamilan.
Sperma yang tertelan tidak bersentuhan langsung dengan vagina. Maka dari itu, hal tersebut tidak dapat meningkatkan peluang kehamilan. Perempuan baru bisa hamil saat sperma masuk lewat organ reproduksi perempuan dan terjadi pembuahan.
Namun, ada pengecualian bagi orang yang mengalami trauma atau anatomi atipikal (anatomi tubuh abnormal). Namun kasus ini sangat jarang terjadi.
Misalnya, ada sebuah studi kasus di tahun 1988 yang menunjukkan seorang perempuan berusia 15 tahun, yang tidak memiliki vagina yang berfungsi dan tidak dapat melakukan hubungan seksual.
Perempuan tersebut lalu melakukan seks oral dengan seorang laki-laki, kemudian dinyatakan hamil dan melahirkan bayinya melalui operasi caesar 9 bulan kemudian.
Yang menjadi catatan adalah perempuan ini pernah menerima luka tusuk di bagian perut. Maka dari itu, peneliti menduga bahwa luka pisau merusak saluran pencernaan dan memungkinkan sperma yang tertelan untuk membuahi sel telur, sehingga menyebabkan perempuan tersebut hamil.
Namun, bagi perempuan yang tidak mengalami trauma dan memiliki anatomi tubuh yang normal, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur dan tidak menyebabkan kehamilan hanya dari seks oral.