Meskipun gejala kehamilan dapat bervariasi, banyak ibu hamil merasakan perlu buang air kecil lebih sering selama trimester pertama kehamilan.
Bahkan beberapa ibu hamil juga dapat mengalami kebocoran atau inkontinensia urine stres atau Stress Inkontinensia Urine (SUI) karena janin tumbuh dan menekan kandung kemih, uretra, dan otot lantai pelvis.
Melansir dari Medical News Today, ada beberapa hal yang membuat kebocoran urine bisa terjadi saat hamil:
- Bersin
- Batuk
- Tertawa
- Berolahraga
- Mengangkat beban berat
Terkadang, gejala frekuensi buang air kecil dapat mengindikasikan kondisi mendasar, seperti infeksi saluran kemih (ISK). Selain urgensi, gejala lain dari ISK meliputi:
- Darah dalam urine
- Urine keruh atau berbau tidak sedap
- Nyeri perut bagian bawah
- Mual
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
- Kehilangan kendali kandung kemih
Umumnya, seseorang pergi ke kamar mandi antara 6 hingga 7 kali sehari, meskipun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada apa yang diminum dan seberapa sering mereka minum.
Buang air kecil antara 4 hingga 10 kali sehari juga bisa dianggap normal selama orang tersebut sehat dan merasa nyaman dengan frekuensi berkemih mereka.
Bagi ibu hamil, jumlah buang air kecil juga akan bergantung pada ukuran normal masing-masing. Misalnya, jika seseorang biasanya buang air kecil 8 kali sehari, saat hamil mungkin akan meningkat menjadi 10 kali sehari.
Frekuensi buang air kecil yang terkait dengan kehamilan mungkin akan berkurang pada trimester kedua, tetapi biasanya kembali meningkat pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Setelah bayi lahir, keinginan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya seharusnya akan hilang.