Perlu Mama tahu gejala menopause ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 12 bulan berturut - turut dan tidak begitu saja terjadi dalam semalam.
Selama masa reproduksi, perempuan menghasilkan estrogen, progesteron, hormon luteinizing (LH), dan hormon perangsang folikel (FSH). Di tengah siklus bulanan, LH, FSH, dan estrogen bekerja sama mendorong ovarium untuk melepaskan sel telur yang matang selama ovulasi.
Ovulasi tidak dapat terjadi kecuali kadar hormon seorang perempuan berada dalam kondisi optimal.
Namun, ada kondisi di mana ovarium mulai memproduksi lebih sedikit estrogen dan progesteron di saat perempuan memasuki usia lanjut. Kondisi ini dinamakan perimenopause atau bisa diartikan sebagai masa transisi.
Tingkat LH dan FSH mulai meningkat karena indung telur menjadi kurang responsif terhadapnya. Saat kadar hormon berfluktuasi, Mama mungkin mulai memperhatikan gejala seperti hot flashes atau sensasi panas dari tubuh yang datang secara tiba-tiba serta sering berkeringat di malam hari.
Di masa transisi ini, menstruasi akan semakin lama dan frekuensinya tidak teratur. Ovarium mungkin melepaskan sel telur beberapa bulan tetapi tidak di bulan berikutnya sehingga menstruasi pun tidak datang setiap bulan.
Fase ini dapat berlangsung selama beberapa tahun. Meski kesuburan menurun, Mama tetap bisa hamil. Jika Mama tidak ingin hamil, Mama perlu menggunakan alat kontrasepsi selama perimenopause.