Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
6 Efek Jarang Berhubungan Intim terhadap Keseimbangan Hormon.jpg
Freepik.com/jcomp

Intinya sih...

  • Meningkatkan kecemasan dan stres

  • Berdampak pada ingatan

  • Menurunnya keharmonisan hubungan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hubungan intim bukan hanya soal kedekatan fisik dengan pasangan, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. 

Aktivitas seksual dapat memicu pelepasan berbagai hormon, seperti oksitosin, endorfin, hingga estrogen dan testosteron, yang berpengaruh pada suasana hati, kualitas tidur, hingga sistem kekebalan tubuh.

Ketika frekuensi hubungan intim menurun, tubuh bisa kehilangan rangsangan alami tersebut. 

Kondisi ini bukan hanya berdampak pada hubungan emosional dengan pasangan, tetapi juga dapat memicu ketidakseimbangan hormon yang berujung pada gangguan kesehatan fisik maupun mental. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa berdampak pada menurunnya peluang kehamilan. 

Simak selengkapnya informasi dari Popmama.com, mengenai enam efek jarang berhubungan intim terhadap keseimbangan hormon.

1. Meningkatkan kecemasan dan stres

Freepik.com/freepik

Jarang berhubungan intim dapat membuat seseorang merasa kurang terhubung secara emosional dengan pasangan. Minimnya komunikasi dan keintiman ini berisiko meningkatkan rasa cemas serta stres sehari-hari.

Secara biologis, seks membantu tubuh melepaskan hormon oksitosin dan endorfin, yang berfungsi sebagai pereda stres alami. Oksitosin bahkan punya manfaat tambahan dalam membantu tidur lebih nyenyak. 

Nah, ketika frekuensi seks berkurang, tubuh kehilangan mekanisme alami untuk menurunkan hormon stres kortisol, sehingga seseorang bisa merasa lebih mudah lelah dan gelisah.

2. Berdampak pada ingatan

Freepik.com/BalashMirzabey

Beberapa studi menemukan bahwa, aktivitas seksual dapat berhubungan dengan kemampuan kognitif yang lebih baik. Orang yang rutin berhubungan intim dilaporkan memiliki daya ingat lebih tajam dan kemampuan otak yang lebih optimal.

Hal ini diduga karena, seks dapat merangsang pertumbuhan neuron baru di otak, yang mendukung fungsi memori dan konsentrasi. 

Sebaliknya, ketika aktivitas intim jarang dilakukan, potensi stimulasi otak dari pelepasan hormon tertentu, seperti dopamin menjadi berkurang, sehingga bisa berdampak pada kinerja kognitif.

3. Menurunnya keharmonisan hubungan

Freepik.com/freepik

Hubungan intim yang teratur memperkuat kedekatan emosional antara pasangan. Hal ini menciptakan rasa aman, keterbukaan, dan komunikasi yang lebih sehat. 

Studi bahkan menunjukkan bahwa, pasangan yang aktif secara seksual lebih sering melaporkan tingkat kebahagiaan yang tinggi dibandingkan pasangan yang jarang melakukannya.

Menariknya, frekuensi hubungan intim tidak harus setiap hari. Cukup sekali seminggu sudah terbukti bermanfaat untuk menjaga keharmonisan hubungan. 

Bila jarang dilakukan, peluang terjadinya jarak emosional dan penurunan hormon cinta (oksitosin) bisa lebih besar, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas relasi.

4. Menurunkan sistem imun

Freepik.com/benzoix

Aktivitas seksual terbukti dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, orang yang rutin berhubungan intim 1–2 kali seminggu memiliki kadar immunoglobulin A (IgA) lebih tinggi. Antibodi ini berperan penting dalam melindungi tubuh dari infeksi, pilek, atau flu.

Sebaliknya, jarang berhubungan intim dapat membuat tubuh kehilangan salah satu pemicu alami untuk meningkatkan antibodi. Akibatnya, daya tahan tubuh cenderung lebih lemah dan Anda bisa lebih mudah terserang penyakit ringan.

5. Masalah pada organ reproduksi wanita

Freepik.com/pikisuperstar

Tidak hanya pria, wanita juga bisa mengalami dampak ketika jarang berhubungan intim. Vagina dapat menjadi lebih kencang, jaringan dindingnya menipis, dan lebih rentan mengalami iritasi, robekan, atau perdarahan ketika kembali melakukan hubungan seks.

Kondisi ini bisa membuat hubungan intim terasa tidak nyaman, sehingga sebagian wanita memilih menghindarinya. 

Bila dibiarkan, siklus ini dapat semakin memperparah keluhan dan berpengaruh pada keseimbangan hormon estrogen yang penting untuk kesehatan reproduksi wanita.

6. Risiko kanker prostat pada laki-laki

Freepik.com/krakenimages.com

Bagi pria, jarang melakukan ejakulasi juga bisa berdampak pada kesehatan prostat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang jarang mengeluarkan air mani memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembesaran prostat.

Disarankan laki-laki setidaknya melakukan ejakulasi minimal sekali dalam seminggu. Hal ini membantu mencegah penumpukan cairan di prostat yang bisa memicu peradangan. Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, hubungan antara frekuensi seksual dan risiko kanker prostat tetap menjadi perhatian medis.

Nah, itulah enam efek jarang berhubungan intim terhadap keseimbangan hormon. Jika kamu atau pasangan mengalami kendala dalam aktivitas seksual, konsultasikan dengan dokter atau tenaga profesional untuk menemukan solusi terbaik.

Editorial Team