Prosedur IVF terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
Langkah pertama dalam prosedur IVF adalah induksi ovulasi atau yang juga dikenal sebagai stimulasi ovarium. Pada langkah ini, obat kesuburan akan diberikan kepada perempuan untuk merangsang pembentukan sel telur.
Obat-obatan yang diberikan tersebut seperti Letrozole dan Clomiphene Citrate diberikan secara oral sementara beberapa obat diberikan melalui suntikan.
Setelah itu, sampel darah diambil dan dilakukan pemindaian ultrasound untuk memantau perkembangan folikel ovarium agar dokter bisa menentukan waktu yang tepat untuk prosedur selanjutnya.
Langkah selanjutnya, yaitu dokter akan melakukan tindakan operasi kecil untuk mengambil sel telur dengan menggunakan alat probe ultrasound (jarum tipis) yang dimasukkan melalui vagina. Setelah sel telur berhasil diambil, sel telur lalu dipindahkan ke inkubator.
Tindakan operasi ini biasanya menyebabkan efek samping seperti kram ringan selama beberapa hari.
Pada umumnya sel sperma pasangan yang akan digunakan pada proses IVF dapat diperoleh melalui masturbasi. Setelah sel sperma dikumpulkan, sperma dimasukkan dalam sebuah tempat dan dipilih sperma mana yang paling sehat.
- Fertilisasi atau inseminisasi
Proses selanjutnya adalah fertilisasi atau inseminisasi. Pada langkah ini sperma yang paling sehat dan sel telur terbaik akan digabungkan dan kemudian disimpan dalam ruangan.
Setelah akhirnya telur yang dibuahi membelah dan menjadi embrio, pihak laboratorium akan memantau perkembangannya secara teratur.
Setelah embrio berkembang, kemudian embrio akan di tempatkan atau dimasukkan ke dalam rahim dengan bantuan kateter kecil.
Setelah sekitar sepuluh hari embrio berhasil dimasukkan ke dalam rahim, biasanya akan dilakukan tes USG untuk memeriksa apakah embrio telah berhasil ditanamkan dan berkembang.
Karena IVF adalah prosedur yang rumit dengan serangkaian langkah, beberapa perempuan mungkin mengalami efek samping tertentu seperti mual, muntah, kram, dan perdarahan ringan.