Secara umum, perempuan berisiko rendah mengalami keguguran kedua. Hanya sekitar 1 persen perempuan yang mengalami keguguran berulang.
Mengutip dari Fatherly, namun, Mark Trolice, MD, seorang obgyn dan ahli endokrinologi reproduksi di Florida mengatakan jika seorang memutuskan untuk menunda kehamilan dalam waktu lama, risiko keguguran sedikit lebih tinggi.
Pemikiran ini bertentangan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang justru merekomendasikan agar pasangan menunggu hingga enam bulan setelah keguguran sebelum mencoba lagi. Sebagian besar alasannya karena faktor psikologis.
Fakta lain dari sebuah studi tahun 2017 yang melibatkan lebih dari satu juta perempuan menemukan bahwa hamil dalam waktu enam bulan setelah keguguran menyebabkan risiko keguguran setelahnya dan kelahiran prematur lebih rendah.
Wajar jika seorang perempuan mempunyai tekanan emosional yang ekstrem karena peristiwa keguguran yang dialaminya.
Sehingga perempuan tidak disarankan untuk mengandung jika perasaan berkabung tersebut masih menyelimuti. Sebab hal ini tidak baik untuk kesehatan ibu dan calon bayi di dalam kandungan.
Tapi cara berduka setiap orang berbeda, ya, Ma. Ada pasangan yang langsung segera merencanakan kehamilannya lagi dengan lebih berpikir positif.
Jika hal tersebut terjadi pada Mama, sebaiknya untuk fokus memikirkan kehamilan yang sekarang dan membuang pikiran-pikiran negatif soal kehamilan.