Setelah mengalami kehamilan ektopik, wajar apabila Mama dan Papa merasa trauma dan takut untuk mencoba hamil kembali.
Meski begitu, Mama dan Papa bisa melakukan beberapa tips program hamil setelah kehamilan ektopik di bawah ini:
Mengalami kehamilan ektopik tentu meninggalkan luka dan kesedihan yang mendalam untuk Mama dan tidak mudah untuk memulihkan diri dari perasaan tersebut dalam waktu singkat.
Hal yang penting untuk Mama lakukan adalah memulihkan diri baik secara mental dan fisik serta mengambil jeda untuk diri sendiri.
Karena dalam beberapa kasus, kehamilan ektopik sering kali memberikan dampak emosional yang intens.
Ketika sudah dirasa siap untuk hamil kembali, Mama bisa terlebihi dahulu membicarakan kepada pasangan, kemudian berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Mempunyai riwayat kehamilan kehamilan ektopik, membuat Mama berisiko kembali mengalami kehamilan ektopik. Untuk menghindari hal tersebut, Mama sebaiknya berkonsultasi kepada dokter kandungan sebelum merencanakan kehamilan.
Setelah operasi kehamilan ektopik, Mama sangat mungkin untuk berovulasi dalam waktu 14 hari atau bahkan bisa lebih cepat. Tergantung pada penanganan kehamilan ektopik yang dilakukan.
Apabila Mama dengan benar memperhatikan siklus mentruasi, bisa meningkatkan terjadinya kehamilan.
Mama dan Papa bisa memaksimalkan peluang kehamilan dengan rutin berhubungan intim di waktu yang tepat atau sedang masa subur.
Setelah mengalami kehamilan ektopik yang menyebabkan operasi pengangkatan tuba falopi, Mama bisa mempertimbakan untuk melakukan prosedur bayi tabung atau IVF.
Karena embrio dimasukkan lansung ke rahim, sehingga mengurangi risiko kemungkinan untuk kembali mengalami kehamilan ektopik, meski risikonya tidak 0 persen.
Itulah penjelasan kapan waktu yang tepat untuk hamil setelah kehamilan ektopik. Semoga informasi ini bisa membantu Mama yang ingin kembali mencoba hamil setelah kehamilan ektopik.