Terjadinya kehamilan membutuhkan sejumlah proses. Sel telur yang telah dibuahi berjalan menuju rahim, dan menempel di dinding rahim.
Setelah sel telur sudah menempel di dinding rahim, barulah kehamilan normal bisa terjadi.
Namun dalam beberapa kasus, 'perjalanan' sel telur ini bisa mengalami hambatan dan akhirnya membuat sel telur menempel di tempat lain selain rahim. Kondisi inilah yang disebut kehamilan ektopik.
Dilansir dari laman Healthline, American Academy of Family Physicians (AAFP) mencatat bahwa kasus kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan.
Pada kasus kehamilan ini, sel telur yang telah dibuahi bisa menempel pada rongga perut, leher rahim, atau yang paling banyak terjadi adalah di saluran tuba (tuba falopi).
Karena menempel bukan pada rahim sebagaimana mestinya, sel telur tidak akan bisa berkembang dengan baik.
Maka, kehamilan pun tidak bisa dipertahankan dan harus segera ditangani medis.
