Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
dokter rumah sakit
Freepik

Intinya sih...

  • Lonjakan kelahiran dan pernikahan meski angka fertilitas masih rendah.

  • Infertilitas semakin banyak karena bagian gaya hidup modern.

  • Pemerintah dorong kebijakan pro-keluarga dan pemberian insentif.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Korea Selatan tengah menghadapi tantangan besar dalam hal demografi. Negara yang dikenal sebagai pusat budaya K-Pop dan teknologi canggih ini ternyata memiliki angka kelahiran terendah di dunia. 

Bayangkan saja, rata-rata perempuan Korea Selatan hanya melahirkan 0,75 anak sepanjang hidupnya, jauh di bawah angka pengganti populasi ideal yaitu 2,1 anak per perempuan. Namun, di tengah kekhawatiran tersebut, fenomena unik terjadi. 

Klinik kesuburan justru semakin menjamur dan makin diminati oleh pasangan yang kesulitan memiliki anak. Pertumbuhan layanan fertilitas seperti bayi tabung (IVF), inseminasi buatan (IUI), hingga layanan pembekuan embrio kini meningkat drastis. 

Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai kelahiran terendah di dunia, klinik kesuburan laku di Korea Selatan!

1. Ada lonjakan kelahiran dan pernikahan meski angka fertilitas masih rendah

Pexels/RDNE Stock project

Pada April 2025, jumlah bayi yang lahir mencapai 20.717 dan mengalami peningkatan 8,7% dibanding tahun sebelumnya. Lonjakan ini merupakan yang tertinggi sejak 1991, meskipun angka fertilitas total masih sangat rendah di 0,75 anak per perempuan, dikutip dari The Guardian.

Peningkatan ini didorong oleh lonjakan jumlah pernikahan serta tren demografis seperti generasi “echo boomers” yang sekarang memasuki usia menikah dan memiliki anak. Namun para ahli tetap waspada karena tren ini belum tentu berkelanjutan.

2. Infertilitas semakin banyak karena bagian gaya hidup modern

Freepik/pressphoto

Diperkirakan sekitar 15–20% pasangan di Korea Selatan mengalami kesulitan hamil, yang memicu pertumbuhan pesat layanan fertilitas. Klinik IVF dan IUI semakin banyak, dengan teknologi mutakhir seperti pembekuan embrio dan tes genetik yang semakin populer.

Dikutip dari Britania Herald, maraknya klinik ini didukung oleh meningkatnya kesadaran reproduksi dan akses informasi digital. Banyak orang kini lebih terbuka mencari perawatan komplementer seperti akupunktur dan konseling diet untuk mengatasi infertilitas.

3. Pemerintah dorong kebijakan pro-keluarga dan pemberian insentif

Freepik/tirachardz

Pemerintah Korea Selatan telah mengeluarkan kebijakan proaktif untuk menangani krisis demografi, termasuk tunjangan bulanan untuk bayi, subsidi dokter anak, serta lembaga khusus. Pada kuartal ketiga 2024 saja terjadi kenaikan signifikan jumlah kelahiran dibanding tahun sebelumnya.

Meski demikian, majalah TIME menulis kalau kebijakan finansial saja dianggap belum cukup. Para pengamat menyebut bahwa perubahan norma sosial dan sistem kerja yang fleksibel juga dibutuhkan agar masyarakat lebih nyaman memiliki anak.

4. Biaya hidup tinggi dan ketidaksetaraan gender jadi tantangan

Pexels/cottonbro studio

Korea Selatan menghadapi tantangan berat berupa biaya hidup mahal, tekanan karier, dan minimnya support system untuk keluarga. Akibatnya, banyak generasi muda yang memilih menunda atau bahkan menghindari memiliki anak sama sekali, dikutip dari OECD.

Fenomena seperti “4B movement” pun muncul, di mana banyak perempuan milenial memilih fokus pada kemandirian finansial dan menolak memiliki anak karena beban ganda yang tidak seimbang. Kondisi ini semakin memperparah krisis demografi nasional.

Itulah tadi informasi mengenai kelahiran terendah di dunia, klinik kesuburan laku di Korea Selatan. Wah, menarik ya!

Editorial Team