Memiliki anak bisa menjadi hal yang rumit jika dilakukan di waktu yang tidak tepat. Seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur juga akan mengalami penurunan sehingga memengaruhi kesuburan.
Untungnya, para ilmuwan berhasil mengembangkan teknologi canggih untuk mengatasi hal ini. Beberapa yang cukup dikenal adalah metode pembekuan jaringan ovarium dan pembekuan sel telur.
Metode pembekuan sel telur lebih dulu lahir dan awalnya bukan dianggap sebagai solusi. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak generasi millennial yang memilih metode ini.
Sayangnya, cara ini tak selalu efektif terutama jika yang bersangkutan memiliki masalah kesehatan. Alhasil, para ahli pun mengembangkan metode baru, yaitu dengan cara membekukan jaringan ovarium.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa metode pembekuan jaringan ovarium dianggap lebih baik dari preservasi sel telur. Padahal faktanya, keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Sebelum memutuskan, kamu harus lebih dulu memahami seluk beluknya. Berikut ini Popmama.com merangkum penjelasan tentang perbedaan pembekuan jaringan ovarium dengan pembekuan sel telur.
