Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Kisah Suami dengan Teratozoospermia Berhasil Promil Setelah Ubah Hidup
Freepik

Intinya sih...

  • Menemukan penyebab setelah tiga tahun menikah

  • Gaya hidup tidak sehat jadi pemicu utama

  • Perubahan pola hidup untuk berhasil promil

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masalah kesuburan tidak hanya dialami perempuan, tetapi juga bisa terjadi pada laki-laki. Salah satu kondisi yang sering memengaruhi kualitas sperma adalah teratozoospermia, yaitu kelainan bentuk sperma yang dapat menurunkan peluang terjadinya pembuahan.

Kisah perjuangan pasangan pejuang garis dua yang diunggah di akun Instagram @menujuduagaris.id, memperlihatkan bagaimana pasangan ini akhirnya menemukan penyebab sulitnya hamil setelah tiga tahun menikah.

Sang suami didiagnosis teratozoospermia dengan kondisi sperma abnormal hingga 92%, sementara sang istri memiliki PCOS dan obesitas. Namun alih-alih menyerah, mereka memilih untuk mengubah pola hidup dan menjalani promil mandiri.

Berdasarkan penjelasan dari Fertil Tree, perubahan gaya hidup memang bisa membantu memperbaiki kualitas sperma pada kasus tertentu.

Yuk, simak selengkapnya tentang kisah suami dengan teratozoospermia berhasil promil setelah ubah gaya hidup yang telah Popmama.com rangkum untuk Mama!

1. Menemukan penyebab setelah tiga tahun menikah

Freepik

Awalnya, pasangan ini tidak menyangka bahwa masalah kesuburan juga bisa berasal dari pihak suami.

Selama tiga tahun menikah, sang istri terus mencoba berbagai program hamil tanpa hasil, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan pemeriksaan sperma.

Hasil laboratorium menunjukkan bahwa sang suami mengalami teratozoospermia, yaitu kondisi di mana lebih dari 96% sperma berbentuk tidak normal, baik di bagian kepala, leher, maupun ekor.

Menurut penjelasan Fertil Tree, kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetika, pola makan, kebiasaan merokok, hingga penggunaan celana ketat yang mengganggu suhu di area testis.

2. Gaya hidup tidak sehat jadi pemicu utama

Freepik

Dalam unggahan tersebut, sang istri menceritakan bahwa suaminya sebenarnya tidak merokok dan memiliki berat badan ideal.

Namun, dokter menjelaskan bahwa pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan memakai celana ketat turut memengaruhi kualitas sperma.

"Ternyata setelah dijelaskan dokter, pola makan dan pola hidup yang kurang sehat serta sering pakai celana ketat juga memengaruhi kualitas sperma suami,” ungkap sang istri.

Berdasarkan penjelasan Fertil Tree, faktor gaya hidup seperti stres, kurang olahraga, dan paparan panas berlebih di area testis bisa menurunkan kemampuan sperma untuk bergerak dan membuahi sel telur.

Teratozoospermia sendiri bisa muncul akibat gangguan pematangan sperma di testis. Kesadaran ini membuat pasangan tersebut mulai memperbaiki pola makan, menghindari kebiasaan buruk, dan fokus menjalani hidup sehat bersama.

Langkah sederhana seperti ini ternyata menjadi titik balik dalam perjalanan promil mereka.

3. Perubahan pola hidup untuk berhasil promil

Freepik

Setelah mengetahui diagnosis, pasangan ini berkomitmen untuk berjuang bersama.

Mereka menjalani promil mandiri dengan fokus pada perubahan gaya hidup, mulai dari menjaga pola makan sehat, mengonsumsi vitamin, hingga rutin berolahraga.

Berdasarkan penjelasan dari Fertil Tree, kondisi teratozoospermia akibat gaya hidup tidak sehat bisa membaik dengan perbaikan pola hidup dan tambahan suplemen seperti omega-3, vitamin E, serta Zinc yang mendukung pembentukan sperma sehat.

Hasilnya, setelah tiga bulan konsisten, sang istri akhirnya berhasil hamil. Cerita ini menjadi bukti bahwa usaha bersama dan kedisiplinan dalam menjaga gaya hidup sehat bisa membawa hasil nyata, bahkan ketika peluang terasa kecil sekalipun.

Itulah kisah suami dengan teratozoospermia berhasil promil setelah ubah gaya hidup. Masalah kesuburan bisa berasal dari laki-laki maupun perempuan, salah satunya akibat teratozoospermia.

Gaya hidup tidak sehat seperti pola makan buruk dan pakaian ketat dapat menurunkan kualitas sperma. Perubahan gaya hidup sehat dan konsumsi nutrisi yang tepat dapat memperbaiki kondisi ini secara alami.

Dukungan dan konsistensi pasangan menjadi kunci utama keberhasilan program hamil bersama.

Editorial Team