Kehamilan berjarak terlalu dekat, biasanya kurang dari 18-24 bulan setelah kelahiran sebelumnya, menyisakan risiko kesehatan serius bagi mama dan bayi. Karena, tubuh membutuhkan waktu pemulihan fisik dan nutrisi setelah persalinan, termasuk pengembalian cadangan zat besi, folat, serta pemulihan rahim dan sistem hormonal.
Berbagai studi besar dari organisasi kesehatan dunia, seperti WHO dan Mayo Clinic, merekomendasikan jeda optimal minimal 18-24 bulan antar kehamilan untuk mengurangi risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, anemia, dan ruptur uteri.
Khususnya bagi mama yang sebelumnya menjalani operasi caesar, risiko ruptur uteri meningkat drastis jika jarak kehamilan kurang dari 18 bulan. Masalah mental seperti depresi pascapersalinan juga lebih berpotensi terjadi karena beban fisik dan emosi yang menumpuk.
Berikut ini, Popmama.com telah merangkum 7 risiko jarak hamil terlalu dekat. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini, Ma!
