Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Studi Ungkap Peran Spiritualitas dan Medis dalam Program Hamil
Freepik

Intinya sih...

  • Spiritualitas membantu menemukan makna dan harapan

  • Ketahanan diri berperan melindungi dari rasa stres

  • Waktu yang panjang kadang mengasah cara beradaptasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam merencanakan kehamilan bukan hanya soal medis, namun juga perjalanan emosional dan spiritual.

Spiritualitas membantu pasangan menemukan harapan saat pengobatan belum berhasil. Sementara itu, ketahanan diri melindungi dari stres dan tekanan mental.

Studi ini juga menyebut bahwa usia, pendidikan, dan ekonomi tidak selalu memengaruhi ketahanan atau spiritualitas. Artinya, sikap dan cara menghadapi masalah jauh lebih penting. Pendekatan medis yang dibarengi dukungan spiritual dapat meningkatkan kualitas hidup selama promil.

Dilansir dari studi Journal of Education and Health Promotion, berikut Popmama.com rangkumkan peran spiritualitas dan medis dalam program hamil. Simak baik-baik, ya, Ma!

1. Spiritualitas membantu menemukan makna dan harapan

Freepik/cookie_studio

Penelitian ini menunjukkan bahwa spiritualitas berperan sebagai kekuatan yang membantu seseorang menemukan makna hidup yang lebih dalam, khususnya saat menghadapi tantangan seperti infertilitas.

Spiritualitas bukan hanya soal keimanan, tetapi juga tentang bagaimana individu meresapi eksistensinya, merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar, dan menumbuhkan harapan meski hasil pengobatan belum sesuai harapan. Spiritualitas juga berperan sebagai pilar penting dalam kesehatan manusia secara menyeluruh, sejajar dengan aspek fisik dan mental.

2. Ketahanan diri berperan melindungi dari rasa stres

Freepik

Ketahanan diri atau resilience adalah kemampuan individu dalam menjaga kestabilan psikologis saat menghadapi tekanan atau kondisi sulit. Penelitian ini menunjukkan bahwa ketahanan diri memiliki efek moderasi antara stres infertilitas dan kualitas hidup.

Artinya, pasangan dengan ketahanan tinggi cenderung lebih mampu beradaptasi, tidak mudah menyerah, dan tetap menjaga kesehatan mentalnya meski menghadapi prosedur medis yang invasif dan berulang.

3. Waktu yang panjang kadang mengasah cara beradaptasi

Freepik/jcomp

Dalam studi ini, durasi infertilitas rata-rata mencapai 8 tahun. Fase tersulit biasanya terjadi pada tahun ke-3 hingga ke-6, ketika tekanan psikologis sangat tinggi. Namun setelah melewati tahun ke-6, banyak pasangan justru menunjukkan peningkatan ketahanan dan spiritualitas.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan seiring berjalanya waktu, sebagian individu belajar beradaptasi dan menemukan cara untuk mengelola stres, terutama dengan dukungan spiritual yang kuat.

4. Prosedur medis seperti IVF bisa berdampak ke kondisi emosional

Freepik

Terapi medis seperti IVF atau In Vitro Fertilization meskipun menjanjikan secara klinis, memiliki dampak emosional yang signifikan. Banyak pasangan merasa tertekan, cemas, bahkan depresi setelah beberapa kali mengalami kegagalan.

Studi penelitian ini menyebutkan bahwa pasangan yang lebih kuat secara spiritual cenderung lebih mampu menghadapi kegagalan tanpa menyerah, dan tetap menjalani program ini dengan perasaan semangat dan mental yang sehat.

5. Faktor demografi tak selalu memengaruhi ketahanan dan spiritualitas

Freepik

Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa faktor demografi seperti usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, hingga penyebab infertilitas tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap tingkat spiritual intelligence maupun resilience.

Artinya, kekuatan spiritual dan ketahanan bukan sesuatu yang melekat pada latar belakang sosial, tetapi lebih kepada sikap dan cara seseorang menghadapi masalah.

6. Pendekatan spiritual dan medis bisa saling melengkapi dalam promil

Freepik

Penggabungan pendekatan medis dengan dukungan spiritual terbukti bisa menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kesejahteraan hidup pasangan infertil.

Saat pengobatan medis difokuskan pada tubuh, spiritualitas menguatkan jiwa. Ketika keduanya berjalan seimbang, maka bukan hanya peluang keberhasilan promil yang meningkat, namun juga kualitas hubungan dan kesehatan mental pasangan.

Menjalani program hamil bukan hanya soal prosedur medis, tetapi juga tentang bagaimana pasangan menjaga kesehatan mental dan spiritual. Studi menunjukkan bahwa ketahanan diri dan spiritualitas dapat menjadi bekal penting untuk menghadapi proses yang panjang dan penuh tantangan.

Semangat selalu, Mama dan Papa, setiap usaha kalian tentu punya arti dan harapan.

Editorial Team