Tokophobia dapat terjadi karena sejumlah faktor penyebab. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangannya dapat mencakup rasa takut akan hal yang tidak diketahui, kehilangan kendali dan privasi, pelecehan seksual di masa lalu, rasa takut akan rasa sakit, rasa takut akan kehidupan bayi, atau kurangnya kepercayaan pada praktisi medis.
Ketidakpastian dan kurangnya informasi mengenai proses melahirkan juga bisa ikut berperan. Termasuk takut akan komplikasi terkait persalinan seperti preeklampsia dan kematian.
Selain itu, jika seorang perempuan memiliki dukungan sosial yang buruk, ini juga dapat berkontribusi atau memperburuk rasa takutnya akan proses persalinan.
Ada dua jenis tokophobia, yakni tokophobia primer dan tokophobia sekunder. Tokophobia primer terjadi pada perempuan yang belum pernah melahirkan. Proses ini mungkin mulai terjadi selama masa remaja, meskipun itu juga bisa terjadi setelah kehamilan.
Sementara itu, tokophobia sekunder terjadi pada perempuan yang sudah pernah hamil dan melahirkan. Biasanya rasa takut berlebih ini muncul sebagai efek traumatis pada kehamilan dan melahirkan. Bisa juga terjadi pada perempuan yang mengalami keguguran, terminasi kehamilan, atau gagal dalam proses perawatan kesuburan.
Para peneliti menyebutkan beberapa hal lain yang juga bisa menyebabkan terjadinya tokophobia, di antaranya seperti sering mendengar tentang trauma persalinan dari perempuan lain, takut akan nyeri yang berlebihan, dan riwayat depresi.