Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
acara media meet up eka hospital 8.jpg
Popmama.com/Evelly Antony Noor

Intinya sih...

  • Varises merupakan tanda awal dari penyakit Chronic Venous Insufficiency (CVI) yang disebabkan oleh gangguan fungsi katup di pembuluh darah vena.

  • Varises merupakan tahap kedua dari enam tahapan CVI, dan bila tidak ditangani dengan serius, bisa berkembang menjadi luka kronis yang tidak kunjung sembuh.

  • Pemeriksaan ultrasonografi (USG) vena menjadi kunci untuk melihat apakah terdapat refluks atau kebocoran aliran balik darah, serta terdapat beberapa terapi seperti medikamentosa, kompresi eksterna, dan tindakan medis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Varises dan hemorhoid adalah dua kondisi yang sama-sama melibatkan pelebaran pembuluh darah vena. Dalam media meet up yang diselenggarakan oleh Eka Hospital PIK pada 20 Juni 2025 di Mewatu Coffee and Gallery, dr. Bayu Agung Alamsyah, SP.B, Subsp.BVE(K), FICS, C.SK, AIFO-K memberikan penjelasan menarik seputar penyakit varises dan hemorhoid.

Masalah pada pembuluh darah seperti varises dan hemorhoid sering kali dianggap sepele. Padahal, penyakit ini bisa berdampak besar pada kualitas hidup mama. Apalagi, kedua kondisi ini sama-sama berkaitan dengan gangguan aliran darah di pembuluh vena. Namun, keduanya menyerang pada bagian tubuh yang berbeda. Varises cenderung menyerang area tungkai, sedangkan hemorhoid menyerang area rektum atau anus.

Tahukah Mama, kedua penyakit ini dapat muncul akibat tekanan berlebih pada sistem pembuluh darah. Bila tidak ditangani, penyakit ini dapat berkembang menjadi lebih parah. Kedua penyakit ini sendiri bisa  dialami oleh siapa saja, termasuk anak muda dengan gaya hidup tidak aktif atau kebiasaan duduk terlalu lama.

Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengetahui lebih dalam tentang varises dan hemorhoid,. Hal ini bertujuan agar Mama dapat melakukan diagnosis dan melakukan pencegahan lebih awal. Berikut, Popmama.com rangkum waspadai varises dan hemorhoid, simak penjelasan dr. Bayu!

Mengenal Varises, Tanda Awal Chronic Venous Insufficiency

Popmama.com/Evelly Antony Noor

Tahukah Mama, varises merupakan tanda awal dari penyakit Chronic Venous Insufficiency (CVI). Penyakit ini disebabkan oleh gangguan fungsi katup di pembuluh darah vena. Katup vena yang rusak akan membuat aliran darah melawan gravitasi, sehingga darah akan kembali turun ke bawah dan mengendap. Hasilnya, pembuluh darah akan melebar dan urat-urat mulai terlihat jelas di permukaan kulit. 

Dalam penjelasannya, dr. Bayu menjelaskan bahwa seiring berjalannya waktu, darah yang mengendap dapat menyebabkan tekanan tinggi dalam vena. Hal ini akan menimbulkan tekanan yang dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah.

“Kalau pembuluh darah cukup penuh dengan darah, lama-lama pembuluh darah mulai bocor halus. Cairannya berpindah dari pembuluh darah ke rongga di sekitar jaringan pembuluh darah tersebut, yang menyebabkan kondisi edema atau penumpukan cairan di luar pembuluh darah vena. Edema ini, menurut interpretasi pasien, biasanya ditandai dengan keluhan seperti, “Dok, kok saya setiap kali jalan jauh, duduk lama, atau berdiri lama, rasanya berat ya? Kok rasanya pegal ya?” Jadi, cairannya mulai menumpuk di bagian bawah. Keluhan ini bisa diatasi  jika pasien berbaring atau mengangkat kaki,” ujar dr. Bayu dalam media meet up yang diselenggarakan oleh Eka Hospital PIK, Jumat (20/05/2025) di Mewatu Coffee and Gallery.

Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya varises sendiri meliputi faktor usia, kehamilan, obesitas, kebiasaan berdiri atau duduk terlalu lama, dan penggunaan sepatu hak tinggi. Tahukah Mama, ketegangan otot betis yang terjadi saat memakai sepatu tinggi bisa memperparah kondisi karena menghambat pemompaan vena.

Tahapan CVI, Mulai dari Munculnya Varises hingga Luka Kronis

Popmama.com/Evelly Antony Noor

Varises merupakan tahap kedua dari enam tahapan CVI. Bila Mama tidak menangani penyakit ini dengan serius, penyakit akan berkembang ke tahapan yang lebih serius, di mana cairan darah akan keluar ke jaringan sekitar dan menyebabkan pembengkakan.

Setelah terjadinya pembengkakan, Mama akan memasuki tahap keempat, di mana sel darah merah yang gagal naik akan kembali ke jantung dan pecah di bawah kulit. Proses ini menghasilkan zat heme yang mewarnai kulit menjadi kehitaman. Lama-lama, kulit akan kehilangan kemampuannya sebagai penghalang kuman. Hal ini dapat menyebabkan infeksi seperti sirunitis. Luka di kaki yang sulit sembuh juga mulai muncul pada tahap lima, dan pada tahap enam luka tersebut menjadi kronis dan tidak kunjung membaik.

“Kalau dibiarkan lebih lanjut, tekanan akan meningkat, sehingga muncullah luka di sana. Pada tahap 5, luka masih bisa sembuh, tetapi jika sudah memasuki tahap 6, luka tersebut tidak bisa sembuh lagi,” ujar dr. Bayu.

Terapi Varises yang Dapat Mama Lakukan

Popmama.com/Evelly Antony Noor

Sebelum menentukan cara penyembuhan, Mama perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) vena menjadi kunci untuk melihat apakah terdapat refluks atau kebocoran aliran balik darah. Selain itu, dokter juga akan mengevaluasi ukuran pembuluh darah, kemungkinan adanya trombus (gumpalan darah), dan apakah ada tekanan eksternal seperti tumor yang menekan vena. 

Terdapat beberapa terapi yang Mama lakukan seperti medikamentosa, kompresi eksterna yang dapat membantu vena mengalirkan darah ke atas. Namun, kompresi yang digunakan harus bersifat khusus, yaitu dengan cara diikat dengan tekanan paling kuat di bagian bawah dan semakin longgar ke arah atas. Tujuannya adalah untuk menciptakan efek pijatan ke arah atas. Selain itu, terdapat juga stocking medis, dimana stocking ini dirancang khusus dengan tekanan tertentu sesuai kebutuhan.

Terdapat juga tindakan medis seperti pembedahan terbuka, stripping vena, hingga metode minimal invasif seperti EVLA, RFA, dan Clarivein. Prosedur ini bertujuan untuk menutup pembuluh vena luar yang rusak agar aliran darah dialihkan ke pembuluh vena dalam yang sehat. Terapi ini sendiri sudah aman karena vena dalam memiliki katup yang lebih kuat dan tidak mudah rusak.

"“Vena dalam akan tetap aman karena memang sudah didesain memiliki katup yang lebih tebal. Selain itu, saat akan menjalani terapi, kita juga akan melakukan USG pada vena dalam. Jika tidak ditemukan masalah, terapi bisa tetap dilanjutkan,” ujar dr. Bayu.

Hemorhoid dan Gejalanya yang Sering Diabaikan

Popmama.com/Evelly Antony Noor

Hemorhoid atau wasir merupakan kondisi pelebaran dan peradangan pembuluh darah vena di anus atau rektum. Sama seperti varises, hemorhoid juga mengenai pembuluh darah vena, tetapi pada bagian anus. Biasanya, tekanan di rongga perut yang meningkat menjadi pemicu utama, seperti akibat mengejan terlalu kuat, kehamilan, atau kebiasaan duduk terlalu lama. 

Hemorhoid sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu internal di dalam anus dan eksternal di luar anus. Gejala hemorhoid eksternal sendiri dapat berupa benjolan, rasa nyeri, gatal, atau kemerahan di sekitar anus. Sedangkan, hemorhoid internal biasanya menyebabkan pendarahan saat buang air besar dengan darah segar yang menetes.

“Hemoroid internal umumnya ditandai dengan buang air besar berdarah dengan warna merah segar yang menetes. Pendarahan ini biasanya terjadi di bawah lambung. Jika BAB berwarna hitam, biasanya sumber perdarahan berasal dari lambung. Hal ini disebabkan oleh darah yang telah bercampur dengan cairan asam lambung dan mengalami reaksi oksidasi, sehingga warnanya menjadi hitam,” ungkap dr. Bayu.

Hemorhoid Stadium Lanjut Bisa Memengaruhi Kehamilan

Popmama.com/Evelly Antony Noor

Hemorhoid sendiri terjadi karena beberapa penyebab seperti kehamilan, kebiasaan duduk terlalu lama, faktor genetik dan usia, dehidrasi, dan masih banyak lagi. Prinsip penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya hemorhoid adalah aktivitas yang memberikan tekanan tinggi di bagian perut.

Tahukah Mama, hemorhoid bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga bisa menimbulkan risiko serius bagi Mama yang sedang hamil. dr. Bayu menjelaskan bahwa Mama dengan hemorhoid akan lebih mengalami kesulitan selama proses kehamilan, khususnya saat mengejan. Ketika Mama mengejan untuk mendorong bayi keluar, tekanan di rongga perut akan meningkat drastis. Akibatnya, aliran darah yang seharusnya naik ke atas malah tertahan di bawah. Hal ini membuat pembuluh darah anus membengkak dan bahkan bisa pecah.

“Betul. Saat proses melahirkan, ibu akan mengejan. Hal ini menyebabkan tekanan dalam tubuh meningkat, sehingga aliran darah ke atas terhambat. Terutama jika hemoroid sudah berada di tahap 3 atau 4, bisa terjadi perdarahan pasca melahirkan di area anus,” ujar dr. Bayu.

Pendarahan yang terjadi akibat hemorhoid saat atau setelah persalinan bisa cukup masif dan tidak bisa ditunda penanganannya. Dokter akan membantu mengevaluasi apakah pendarahan bersifat aktif atau tidak. Meski tekanan di perut akan menurun secara alami setelah bayi lahir, tidak semua gejala hemorhoid akan langsung membaik.

"Dalam beberapa kasus, kondisi ini tetap stagnan atau bahkan memburuk. Jika hemorhoid sudah ada sejak sebelum kehamilan, sangat disarankan untuk melakukan tindakan seperti laser hemorhoid sebelum memasuki fase persalinan. Pilihan lainnya adalah Mama akan direkomendasikan untuk melahirkan secara caesar," tambah dr. Bayu.

Pilihan Terapi Hemorhoid Mulai Dari Obat hingga Laser

Popmama.com/Evelly Antony Noor

Untuk hemorhoid yang masih ringan, Mama disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan. Mama disarankan untuk meningkatkan konsumsi serat, memperbanyak minum air, serta menghindari duduk terlalu lama. Obat-obatan seperti flavonoid dan salep topikal juga akan diberikan. 

Tetapi, terdapat juga beberapa tindakan medis yang dapat Mama lakukan. Beberapa tindakan medis tersebut termasuk  skleroterapi, rubber band,  hingga stapler. Selain itu, terdapat juga tindakan yang lebih modern dan minim risiko, yaitu Laser Hemorrhoidoplasty (LHP). Prosedur ini sendiri merupakan prosedur terbaru dan sedang digemari. Hal ini dikarenakan prosedur ini tidak memerlukan sayatan, minim rasa sakit, dan masa pemulihannya yang cepat. Meski demikian, LHP tetap memerlukan evaluasi menyeluruh, termasuk ukuran dan tingkat keparahan hemorhoid.

Itu dia, waspadai varises dan hemorhoid, simak penjelasan dr. Bayu! Dengan memahami gejala, penyebab, serta pilihan penanganan varises dan hemorhoid, Mama bisa lebih waspada terhadap kondisi yang sering diabaikan namun berdampak besar ini.

Editorial Team