Mengutip dari Romper, boleh tidaknya ibu hamil lari maraton tergantung pada beberapa hal, yaitu kondisi kesehatan tubuh, kondisi kehamilan, dan seberapa aktif bumil sebelum hamil.
Ibu hamil boleh lari maraton apabila kondisi tubuh dalam kondisi yang fit dan tidak memiliki penyakit komplikasi atau kehamilan berisiko tinggi seperti preeklamsia, plasenta previa, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru.
Apabila kondisi tubuh tidak fit dan memiliki penyakit komplikasi, sebaiknya tidak memaksakan diri lari maraton untuk kesehatan diri sendiri dan janin.
Lalu, ibu hamil juga boleh lari maraton apabila sebelum hamil memang sudah rutin lari maraton. Meski begitu, ibu hamil yang sudah rutin lari maraton pun tetap harus memperhatikan kondisi kesehatan dan kehamilan jika ingin lari maraton.
Penting untuk tidak berlebihan dan tidak memaksakan diri. Sebaiknya hindari dan stop lari maraton jika ada alarm atau pengingat dari tubuh untuk berhenti.
Nah, ibu hamil yang sebelumnya tidak pernah lari maraton disarankan untuk tidak lari maraton. Lari maraton tergolong olahraraga berat dan ibu hamil tidak disarakan untuk melakukan suatu aktivitas berat yang baru selama kehamilan karena bisa menyebabkan kadar hormon kortisol meningkat.
Peningkatan kadar hormon kortsol dapat meningkatkan risiko preeklampsia, keguguran, dan masalah pertumbuhan janin.