Dalam suatu riwayat, disebutkan bahwa Selawat Burdah berasal dari kata "bur'ah" yang berarti kesembuhan. Penyusun Selawat Burdah adalah Imam al-Busiri, seorang penyair terkenal pada masanya. Menurut situs NU Online, selawat ini memiliki berbagai manfaat dan keutamaan, termasuk sebagai doa untuk memohon kesembuhan dari penyakit serta memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, Selawat Burdah sangat baik untuk dibaca oleh ibu hamil, terutama ketika merasakan nyeri atau rasa sakit selama kehamilan maupun menjelang persalinan. Dengan membaca selawat ini, diharapkan Allah SWT memberikan kesehatan, kesembuhan, kekuatan untuk janin serta kemudahan untuk menghadapi setiap tahapan kehamilan dan persalinan.
Berikut lafal selawat Burdah:
مولاي صل وسلم دايما ابدا على حـبيبك خـير الخلق كلهم
Mawlaaya salli wa sallim daa-iman abadan 'Alaa Habiibika Khayril khalqi kullihimi
(Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat dan keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk)
امن تذكر جيران بذی سلم مزجت دمعا جری من مقلة بدم
Amin tadzakkuri jironin bidzi salami Mаzаjtа dаm'an jаro min muԛlаtіn bіdаmі
(Aраkаh kаrеnа teringat tetаnggа уаng tіnggаl di "Dzі Salam". Sehingga engkau сuсurkаn airmata bеrсаmрur dаrаh уаng mеngаlіr dari matamu)
ام هبت الريح من تلقاء گاظمة واومض البرق فی الظلماء من اضم
Am habbatir-rihu mіn tilqo-i kadhіmаtіn Wа awmadlol barqu fidh-dhоlma-і mіn іdlоmі
(Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh "Kаzhіmаh". Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung "Idhаm")
فما لعينيك ان قلت اكففاهمتا وما لقلبك ان قلت استفق يهم
Fa maa li ' aynayka in qulta kfufaa hamataa Wa maa li qalbika in qulta stafiq yahimi
(Mengapa saat kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula saat kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?)
ايحسب الصب ان الحب منكتـم ما بين منسجم منه ومضطرم
Ayahsabus sabbu annal hubba munkatimun Maa bayna munsajimin minhu wa mudtarimi
(Apakah sang kekasih mengira bahwa tersembunyi cintanya. Di antara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora)
لولا الهوى لم ترق دمعا على طلل ولا ارقت لذكر البان والعلـم
Law lal hawaa lam turiq dam 'an 'alaa talalin Wa laa ariqta li dhikril baani wal 'alami
(Jika bukan karena cinta tidak akan kau tangisi puing-puing rumahnya. Dan tidak akan pula kau begadang untuk mengingat pohon Ban dan gunung, dekat rumah orang yang engkau cintai yakni Nabi Muhammad.)
فكيف تنكر حبا بعد ما شهدت به عليك عدول الدمع والسقم
Fa kayfa tunkiru hubban ba'da maa shahidat Bihi 'alayka'uduulud dam'i was saqami
(Dapatkah engkau pungkiri cintamu, sedang air mata dan derita telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta?)
واثبت الوجد خطي عبرة وضنى مثل البهار على خديك والعنم
Wa athbatal wajdu khattay 'abratin wa dan mithlal bahaari 'alaa khaddayka wal 'anami
(Kesedihanmu menimbulkan dua garis tangis yang kurus lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah)
نعم سرى طيف من اهوى فارقني والحب يعترض اللذات بالالم
Na'am saraa tayfu man ahwaa fa arraqanii Wal hubbu ya' taridul ladhdhati bil alami
(Benar! Ia terlintas di dalam mimpiku, hingga aku susah tidur. Cintaku menghalangiku dari berbagai bentuk kenikmatan karena rasa sakit yang ku derita)
يا لايمي فى الهوى العذري معذرة مني اليك ولو انصفت لم تلم
Yaa laa- imii fil hawal 'udhriyyi ma 'dhiratan minniia ilayka wa law ansafta lam talumi
(Wahai para pencaci gelora cintaku! Izinkan aku memohon maaf kepadamu. Namun seandainya kau bersikap adil, niscaya engkau tidak akan mencela diriku)
عدتك حالي لا سري بمسـتتر عن الوشاة ولا دايي بمنحسم
'Adatka haaliya laa sirriibi mustatirin 'anil wushaati wa laa daa - ii bi munhasimi
(Kini kau tahu keadaanku. Bahkan rahasiaku tidak bisa tertutupi lagi bagi para pemfitnah yang mau merusak cintaku. Sedangkan penyakitku tak juga kunjung sembuh)
محضتنى النصح لكن لست اسمعه ان المحب عن العذال في صمم
Mahhadtanin nusha laakin lastu asma 'uhu innal muhibba 'anil 'udhdhaali fii samami
(Begitu tulus nasihatmu, akan tetapi aku tak kan pernah mendengarnya karena telinga sang pecinta tuli bagi para pencaci)
انى اتهمت نصيح الشيب في عذلي والشيب ابعد في نصح عن التهم
Innit tahamtu nasiihash shaybi fii' adhalii Wash shaybu ab 'adu fi nushin 'anit tuhami
(Akupun menuduh ubanku turut serta mencercaku. Padahal ubanku pastilah tulus dalam memperingatkanku)