Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Age Verification

This content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

Pinterest.com/goodhousemag
Pinterest.com/goodhousemag

Menjalani kehamilan bukan berarti hubungan intim dengan pasangan harus berhenti total. Justru, banyak Mama yang merasa lebih dekat secara emosional maupun fisik dengan pasangan di masa ini. Namun, penting banget untuk memahami batasan serta cara aman menjaga keintiman agar kesehatan Mama dan janin tetap terjaga.

Salah satu bentuk aktivitas seksual yang mungkin dilakukan pasangan adalah oral seks. Meski terdengar sepele, oral seks saat hamil ternyata menyimpan risiko tertentu yang tidak boleh dianggap remeh. Mulai dari risiko infeksi hingga potensi gangguan serius pada kehamilan, semuanya perlu Mama ketahui sebelum memutuskan melakukannya.

Nah, kali ini Popmama.com  akan membahas lebih lengkap mengenai bahaya oral seks saat hamil. Dengan begitu, Mama bisa lebih bijak dalam menjaga keintiman bersama pasangan tanpa mengabaikan faktor kesehatan dan keselamatan.

Oral Seks saat Hamil, Apakah Aman Dilakukan?

Pinterest.com/alessandrahall

Secara umum, oral seks saat hamil dianggap aman jika kehamilan Mama tidak memiliki komplikasi. Bayi di dalam kandungan tetap terlindungi dengan baik oleh cairan ketuban, otot rahim, serta leher rahim yang menutup rapat. Jadi, aktivitas seksual termasuk oral seks biasanya tidak langsung membahayakan janin. 

Bahkan, bagi sebagian pasangan, oral seks bisa menjadi salah satu cara menjaga keintiman selama masa kehamilan. Dengan catatan, Mama dan pasangan tetap melakukannya dengan nyaman, saling komunikasi, serta menjaga kebersihan.

Namun, tetap penting untuk diingat bahwa ada kondisi tertentu di mana dokter mungkin menyarankan untuk menghindari aktivitas seksual, termasuk oral seks. Jadi, kalau Mama ragu atau punya kehamilan berisiko, sebaiknya konsultasikan dulu dengan tenaga medis untuk memastikan keamanannya. 

Bahaya Oral Seks saat Hamil

Pinterest.com/thecityceleb

Walaupun bisa terasa menyenangkan, oral seks saat hamil tetap punya beberapa risiko yang perlu Mama perhatikan. Risiko ini bukan berarti pasti terjadi, tapi penting diketahui supaya Mama dan pasangan bisa lebih berhati-hati.

  • Penyakit menular seksual (PMS)

    Kalau salah satu pasangan memiliki infeksi seperti herpes, gonore, atau HPV, virus dan bakteri bisa menular lewat oral seks. Kondisi ini bisa berbahaya untuk Mama dan janin kalau tidak segera ditangani.

  • Udara masuk ke vagina 

    Walaupun jarang sekali terjadi, kalau ada udara yang ditiupkan ke dalam, bisa memicu emboli udara, yaitu kondisi ketika gelembung udara masuk ke aliran darah. Ini bisa berisiko serius, jadi sebaiknya hindari meniup saat melakukan oral seks.

  • Iritasi atau perdarahan ringan 

    Karena selama hamil aliran darah meningkat dan jaringan tubuh jadi lebih sensitif, gesekan kecil saja bisa bikin area intim lebih mudah iritasi atau keluar bercak darah. Biasanya tidak berbahaya, tapi tetap harus diperhatikan.

  • Risiko lebih tinggi pada kondisi tertentu

    Jika Mama punya masalah seperti plasenta previa, serviks yang lemah, atau ketuban pecah dini, dokter biasanya akan menyarankan untuk menghindari oral seks. Kondisi ini membuat risiko infeksi maupun komplikasi kehamilan jadi lebih tinggi. 

Hindari Oral Seks asat Hamil dalam Kondisi Ini!

Pinterest.com/davidggrey

Ada beberapa kondisi kehamilan tertentu di mana dokter biasanya menyarankan Mama untuk tidak melakukan oral seks demi mengurangi risiko infeksi maupun komplikasi, di antaranya:

  • Ketuban pecah 

    Kalau air ketuban sudah pecah, bakteri lebih mudah masuk ke dalam rahim sehingga risiko infeksi pada janin meningkat. Dalam kondisi ini, dokter biasanya melarang semua bentuk hubungan seksual, termasuk oral seks.

  • Perdarahan selama kehamilan 

    Adanya perdarahan, baik sedikit maupun banyak, bisa menjadi tanda komplikasi. Stimulasi seksual bisa memperparah perdarahan, sehingga sebaiknya dihindari sampai dokter memastikan kondisinya aman.

  • Plasenta previa

    Yaitu kondisi di mana plasenta menutupi jalan lahir. Aktivitas seksual bisa meningkatkan risiko perdarahan pada Mama dengan plasenta previa, termasuk dari oral seks.

  • Serviks lemah 

    Jika leher rahim mama terbuka lebih cepat dari seharusnya, stimulasi seksual bisa meningkatkan risiko persalinan prematur.

  • Pasangan memiliki penyakit menular seksual (PMS)

    Infeksi seperti herpes, HPV, gonore, atau klamidia bisa menular lewat oral seks. Penularan PMS saat hamil bisa berdampak serius pada kesehatan mama dan bayi

Tips Aman jika Tetap Ingin Melakukan Oral Seks selama Kehamilan

Pinterest.com/christina05kari

Kalau Mama dan pasangan tetap ingin melakukan oral seks saat hamil, ada beberapa hal yang bisa dilakukan supaya terasa lebih aman dan nyaman:

  1. Jaga kebersihan mulut: Pastikan pasangan sudah sikat gigi dan kumur sebelum melakukannya. Ini membantu mengurangi risiko perpindahan bakteri atau kuman.

  2. Hindari meniup udara ke vagina: Jangan pernah meniup udara ke dalam vagina, karena meski jarang, bisa memicu kondisi berbahaya seperti emboli udara. 

  3. Gunakan pelindung bila perlu: Dental dam atau penghalang tipis bisa membantu mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual.

  4. Perhatikan kenyamanan Mama: Jika Mama merasa tidak nyaman, sakit, atau muncul perdarahan, sebaiknya hentikan segera.

  5. Konsultasi dengan dokter: Apalagi kalau Mama memiliki kehamilan berisiko atau sempat mengalami komplikasi, sebaiknya tanyakan dulu ke tenaga medis.

Jadi, itu penjelasan bahaya oral seks saat hamil yang harus diketahui. Keintiman dengan pasangan saat hamil memang penting untuk menjaga kedekatan emosional. Namun, jangan lupa untuk selalu mengutamakan kesehatan mama dan janin, ya!

Editorial Team