British Medical Journal menyebutkan adanya peningkatan risiko keguguran, lahir mati, berat badan lahir rendah, serta leukemia akut pada anak. Hal ini menunjukkan bahwa sebaiknya ibu hamil tidak mengonsumsi kafein sama sekali.
Pasalnya, kafein dapat masuk ke dalam plasenta dan ASI, sehingga dapat memengaruhi kondisi bayi, baik selama kehamilan maupun setelah lahir. Konsumsi kafein yang berlebihan juga dapat memengaruhi kesuburan.
Berikut adalah risiko dan dampak negatif konsumsi kafein berlebihan saat hamil:
- Meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Kafein dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Efek ini ditambah dengan pengaruhnya terhadap enzim yang memperkuat kontraksi jantung, sehingga dapat menimbulkan risiko bagi janin dan ibu, serta berpotensi menyebabkan preeklamsia.
- Menyebabkan gangguan pencernaan
Kafein dapat memicu gangguan pencernaan dan nyeri ulu hati (gastroesophageal reflux disorder/GERD) selama kehamilan. Kondisi ini kemudian dapat memperburuk ketidaknyamanan yang sudah ada.
Tak sedikit ibu hamil yang melaporkan merasa gelisah atau cemas setelah mengonsumsi kafein. Kondisi ini kemudian bisa menjadi perasaan tidak nyaman selama kehamilan.
Efek stimulan dari kafein dapat menghambat kualitas tidur. Padahal, tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan ibu dan perkembangan janin.
- Meningkatkan risiko keguguran
Beberapa laporan menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah tinggi, terutama pada trimester pertama, dapat meningkatkan risiko keguguran.
Asupan kafein yang tinggi, terutama pada trimester ketiga, telah dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dalam beberapa studi. Bayi dengan berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap masalah kesehatan di awal kehidupannya.