Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/freepik
Freepik/freepik

Selama masa kehamilan hingga melahirkan dan menyusui, tubuh mama akan memproduksi dan mengubah berbagai macam hormon. Hormon-hormon ini memiliki fungsinya sendiri untuk menunjang kesehatan mama dan janin di dalam kandungan.

Hormon prolaktin adalah salah satu hormon yang diproduksi selama masa kehamilan. Mama mungkin sudah tidak asing dengan hormon yang satu ini. Hormon prolaktin sendiri adalah hormon yang paling vital dalam proses produksi ASI.

Jika kadar hormon prolaktin dalam tubuh tidak normal, maka akan terjadi beberapa kondisi ini. Lantas, apa saja dampak dari kelainan hormon prolaktin selama hamil?

Berikut ini Popmama.com akan berikan ulasannya. Yuk, simak secara lengkap!

Apa Itu Hormon Prolaktin?

Ilustrasi pemerikaan prolaktin akibat hiperprolaktinemia - Shutterstock

Melansir dari IDAI, hormon prolaktin sendiri adalah hormon yang berperan vital dalam proses produksi ASI. Hormon prolaktin akan masuk dalam peredaran darah, lalu menuju payudara dan menyebabkan sel sekretori di alveolus menghasilkan ASI.

Lebih lanjut, masih menurut IDAI, hormon prolaktin akan berada di peredaran darah selama kurang lebih 30 menit setelah bayi mengisap, sehingga hormon ini akan merangsang payudara menghasilkan ASI.

Sedangkan, produksi hormon prolaktin sendiri ditentukan oleh dua hormon utama, yakni hormon dopamin dan estrogen. Mengutip dari Endocrine Society, hormon prolaktin dibuat pada kelenjar pituitari yang terdapat di bagian dasar otak.

Hormon dopamin dan estrogen akan mengirimkan pesan pada kelenjar pituitari untuk memulai atau menghentikan produksi prolaktin. Hormon dopamin akan menghambat produksi hormon prolaktin, sedangkan hormon estrogen berfungsi meningkatkan produksi prolaktin.

Kelainan pada Hormon Prolaktin

Kadar hormon prolaktin yang normal pada ibu hamil jika mengutip dari Healthline adalah 10 – 209 ng/mL. Sedangkan pada perempuan yang tidak hamil berkisar antara 2 – 29 ng/mL.

Ketika kelenjar penghasil hormon terganggu, maka kondisi ini akan sebabkan kelainan pada jumlah hormon yang dihasilkan. Begitu pula dengan hormon prolaktin. Jika terdapat gangguan pada kelenjar pituitari, maka akan berpengaruh pada jumlah hormon prolaktin yang dihasilkan.

Tentunya, gangguan ini akan mendistraksi fungsi organ tubuh tertentu, sehingga muncul berbagai masalah kesehatan lainnya.

Berikut ini jenis kelainan pada hormon prolaktin dan dampaknya bagi ibu hamil.

1. Hiperprolaktinemia

Freepik/tirachardz

Hiperprolaktinemia adalah kondisi di mana kadar hormon prolaktin dalam tubuh berada pada level rendah. Sebenarnya, menurut Healthline, umumnya kondisi kelainan ini tidak menjadi sebuah masalah serius. Akan tetapi, kondisi ini akan menjadi masalah jika terjadi di saat usia kehamilan yang sudah mendekati persalinan.

Kondisi hiperprolaktinemia sebetulnya adalah kondisi kelainan hormon prolaktin yang jarang terjadi. Hipoprolaktinemia dapat dialami sebagian perempuan menjelang persalinan atau setelah melahirkan.

Biasanya, pengobatan dari kelainan hormon ini dilakukan dengan cara terapi hormon, untuk menstabilkan jumlah hormon prolaktin yang diproduksi.

2. Hipopituitarisme

Freepik/tirachardz

Saat tubuh mama tidak memproduksi ASI, artinya Mama mengalami hipopituitarisme. Kelainan ini terjadi akibat adanya tekanan atau kerusakan pada kelenjar pituitari sehingga tidak dapat memproduksi hormon prolaktin dengan normal.

Akibatnya, kadar prolaktin dalam tubuh mama berada dibawah kisaran normal. Menurut WebMD, kondisi kelainan ini biasanya tidak memerlukan perawatan medis yang serius. Biasanya dokter akan memberikan obat dengan kandungan seperti dopamin dan vitamin hormon lainnya.

Sebenarnya, tidak ada dampak yang signifikan pada tubuh mama saat kadar hormon prolaktin amat rendah. Hanya saja, Mama memang tidak dapat memproduksi ASI untuk si Kecil.

Oleh karenanya, alangkah lebih baik bila Mama berkonsultasi dengan dokter supaya tidak menimbulkan masalah pada kehamilan dan janin yang Mama kandung.  

3. Hiperprolaktinemia

Freepik/freepik

Mengutip dari Healthline, sekitar 10% populasi dunia memiliki kondisi hiperprolaktinemia. Selama masa kehamilan hingga menyusui, kadar hormon prolaktin dalam tubuh akan umumnya akan meningkat berkali-kali lipat.

Kadar hormon prolaktin juga akan lebih tinggi setelah Mama selesai makan, atau bahkan saat Mama sedang alami sres. Tetapi, kondisi kelainan hiperprolaktinemia juga dapat menjadi indikasi penyakit yang serius.

Hiperprolaktinemia menurut WebMD, jika kadarnya amat tinggi, dapat menjadi sebuah tanda bahwa Mama menderita prolaktinoma. Prolaktinoma sendiri adalah sebuah tumor yang tumbuh di otak, tepatnya pada kelenjar yang memproduksi ASI, yakni kelenjar pituitari.

Kondisi ini akan berpengaruh pada fertilitas mama, karena rahim akan berhenti berovulasi, maka akan timbul defek fase luteal. Kondisi hiperprolaktinemia akan sebabkan fase luteal lebih pendek dan sebabkan dinding rahim tipis. Akibatnya, bisa saja janin tidak dapat berkembang.

Pengobatan untuk kelainan hormon hiperprolaktinemia sendiri biasanya dilakukan dengan terapi hormon untuk meningkatkan kadar hormon dopamin yang berfungsi untuk menghambat produksi hormon prolaktin. 

Nah, itu tadi kelainan pada hormon prolaktin serta dampaknya pada ibu hamil. Kelainan pada kadar hormon prolaktin ini umumnya dapat diobati. Oleh sebab itu, jika Mama mengalami salah satu kondisi di atas, sebaiknya Mama segera berkonsultasi agar penanganannya dilakukan di waktu yang tepat!

Editorial Team