Jika palpitasi tidak menyebabkan gejala yang parah dan tampaknya bukan akibat dari kondisi serius, dokter kemungkinan tidak akan merekomendasikan perawatan apa pun. Seringkali, palpitasi akan hilang setelah Mama melahirkan dan tubuh kembali ke keadaan sebelum hamil.
Obat-obatan tersedia untuk membantu menjaga irama jantung. Dokter akan mempertimbangkan potensi risiko bagi Mama dan janin jika Mama membutuhkan obat. Namun, obat-obatan sering dihindari pada trimester pertama, karena pada saat inilah organ janin berkembang.
Jika palpitasi disebabkan oleh aritmia yang parah atau detak jantung yang tidak berirama, dokter mungkin merekomendasikan prosedur yang disebut kardioversi.
Ini melibatkan pengiriman arus listrik berjangka waktu ke jantung untuk mengembalikannya ke ritme. Dokter menganggap ini aman untuk dilakukan selama kehamilan.
Dr. Keven Tali dalam unggahannya di Instagram, @keventali, memberikan beberapa tips mengatasi jantung berdebar saat hamil, yaitu:
- pelajari teknik relaksasi sederhana seperti teknik pernapasan,
- hindari konsumsi makanan dan minuman yang memicu jantung berdebar, seperti kopi, soda, atau kafein lainnya,
- kelola stres dengan baik,
- hindari aktivitas berat.
Jantung sering berdebar saat hamil itu normal, Ma. Namun Mama juga harus memperhatikan gejala-gejala yang menyertainya ya. Segera informasikan ke dokter jika Mama ragu, karena jantung berdebar juga bisa menjadi gejala gangguan kesehatan lain.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.