Air ketuban sebagian besar bening, tetapi bisa juga berwarna kuning pucat seperti warna jerami. Air ketuban yang berwarna cokelat atau hijau atau keruh berarti janin telah mengeluarkan mekonium (kotoran pertamanya). Mekonium dalam cairan ketuban dapat menyebabkan komplikasi jika janin menghirupnya.
Warna air ketuban yang berubah menjadi kehijauan hingga kecokelatan dapat menandakan terjadinya kondisi yang tidak normal.
Beberapa hal berikut ini bisa menyebabkan air ketuban menjadi keruh, kehijauan, hingga kecokelatan:
- Air ketuban bercampur dengan mekonium
Normalnya air ketuban berwarna bening. Saat kondisi air ketuban berubah warna seperti kekuningan, kehijauan atau kecokelatan berarti air ketuban telah bercampur dengan mekonium.
Mekonium merupakan kotoran yang dikeluarkan bayi setelah sistem pencernaannya sempurna.
Faktor penyebab tercampurnya mekonium dan air ketuban bisa terjadi karena janin kekurangan oksigen, persalinan yang panjang, hingga adanya tekanan pada kepala atau plasenta bayi saat proses persalinan.
Air ketuban yang keruh juga bisa sangat membahayakan karena bayi bisa mengalami keracunan. Apalagi jika paru-paru bayi dimasuki cairan air ketuban yang sudah keruh.
- Infeksi air ketuban atau chorioamnionitis
Air ketuban berubah menjadi keruh bisa terjadi karena adanya infeksi. Chorioamnionitis adalah infeksi yang terjadi pada plasenta. Gejala dari infeksi ini ditandai dengan rasa nyeri di bagian rahim, demam, denyut nadi pada ibu hamil dan janin mengalami peningkatan, hingga perubahan warna serta bau dari air ketuban.
Akibat dari infeksi ini, air ketuban akan terlihat bercampur dengan nanah dan menimbulkan bau kurang sedap, Ma. Chorioamnionitis dapat memengaruhi janin. Beberapa komplikasinya meliputi infeksi parah dan masalah otak atau paru-paru.
- Kehamilan telah melewati hari perkiraan lahir
Pada umumnya, kelahiran bayi dialami setelah usia kehamilan ke-37 minggu sampai 42 minggu. Usia kehamilan yang terlalu lama dapat menyebabkan cairan ketuban menjadi keruh dan berkurang fungsinya.