Secara umum, bibir dan kulit kering saat hamil disebabkan oleh dehidrasi yang terjadi pada tubuh mama. Mama memerlukan lebih banyak cairan saat hamil. Apabila kebutuhan cairan tidak terpenuhi, maka dapat mengakibatkan dehidrasi pada tubuh.
Dehidrasi juga dapat disebabkan oleh muntah dan diare yang terjadi saat hamil. Faktor lain yang dapat menyebabkan bibir dan kulit kering adalah volume darah yang meningkat.
Peningkatan volume darah dapat meregangkan kulit yang menyebabkan kulit pecah-pecah dan kering. Kelembapan kulit pun akan semakin berkurang ketika kulit mengalami peregangan.
Begitu juga dengan retensi air yang dapat menyebabkan bibir dan kulit kering saat kehamilan. Pada kondisi ini, kadar hormon vasopresin menyebabkan tubuh menahan air, yang berakhir pada pembengkakan.
Pembengkakan yang berlebihan dapat meregangkan kulit, menyebabkan kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
Perubahan hormon saat kehamilan juga menjadi salah satu penyebab bibir kering dan pecah-pecah. Peningkatan kadar estrogen mengakibatkan kurangnya produksi air liur yang membuat bibir mama menjadi kering.
Selain itu, perubahan bentuk dan ukuran tubuh saat kehamilan juga dapat membuat kulit meregang. Hal ini mengakibatkan kulit kehilangan elastisitas dan kelembabannya.
Dilansir dari Verywell Family, dr. Smirit Shresta, seorang dokter kulit di Texas mengatakan bahwa hilangnya elastisitas mengakibatkan kulit menjadi lebih kering dan lebih tipis, serta lebih rentan terhadap memar karena sensitivitas pada kulit.