Beberapa ahli mengatakan bahwa musik memang dapat berkontribusi pada perkembangan pendengaran bayi.
Namun, sebenarnya bentuk suara lain seperti detak jantung dan suara di sekitar juga berpengaruh terhadap fungsi alat pendengaran serta perkembangan memori dan emosi bayi.
Bukan berarti musik tidak penting, hanya saja sama pentingnya dengan suara-suara lain yang ditangkap oleh indra pendengaran si Kecil.
Nah, berikut tips memainkan alunan Womb Tunes untuk si Kecil:
- Putar musik di volume yang sedang
Artinya, mainkan musik dengan volume lebih kecil atau setara dengan volume orang yang bercakap-cakap dari jarak dekat. Hindari menyetel musik lebih dari 65 desibel (setara dengan suara gergaji mesin) selama masa kehamilan.
Cara paling aman adalah dengan menyanyikan sendiri lagu favorit Mama untuk si Kecil. Dengan begini, bayi tetap bisa ikut mendengar musik sekaligus mengenali suara ibunya.
- Hindari memakaikan headphone yang digunakan orang dewasa ke perut
Suara yang ditimbulkan dari headphone yang didesain untuk telinga orang dewasa berisiko membahayakan telinga bayi yang baru terbentuk dan tentunya sangat sensitif.
- Hindari memperdengarkan musik dalam jangka waktu lama
Batas waktu memperdengarkan musik untuk si Kecil adalah kurang dari 8 jam sehari dengan volume yang tidak lebih kencang dari percakapan normal seperti yang telah disebutkan.
Jaga volume tertinggi pada batas 50 desibel di bawah 8 jam. Sebab, musik atau suara apapun yang melebihi 65 desibel dalam jangka waktu panjang dapat menyakiti indra pendengaran bayi.
Berikut tingkat desibel suara-suara yang bisa didengar bayi secara umum:
- 30 desibel: suara bisikan
- 40 desibel: suara dengung lemari es
- 60 desibel: percakapan dengan volume normal, suara AC (pendingin ruangan)
- 70 desibel: suara mesin cuci
- 80 desibel: suara lalu lintas dari dalam mobil
- 94-110 desibel: suara saat pertandingan olahraga
- 95-115 desibel: suara konser musik rock
- 110-129 desibel: suara sirine
- 140-160 desibel: suara kembang petasan