Jika orgasme menyebabkan kram dan kontraksi parah, lewati klimaks. Mama mungkin akan merasakan foreplay tanpa klimaks sama menyenangkannya.
Kram dan kontraksi dapat terjadi setelah berhubungan seks kapan saja selama kehamilan. Tetapi Mama mungkin akan merasakannya ketika rahim mengembang, yaitu di trimester kedua dan ketiga.
Pada awal kehamilan, kram ringan setelah berhubungan seks dapat dikaitkan dengan implantasi, yaitu sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.
Kram satu sisi yang parah, dengan pendarahan vagina dan pusing, bisa menjadi indikasi kehamilan ektopik.
Kram dengan pendarahan hebat, sakit punggung, dan tekanan panggul yang terasa seperti janin menekan ke bawah berpotensi menjadi tanda keguguran. Terutama bila terjadi selama paruh pertama kehamilan.
Selama trimester kedua dan ketiga, kram bisa terasa lebih tidak nyaman karena rahim membengkak. Ini akan memberi tekanan pada tulang, otot, dan ligamen di perut.
Kram dengan nyeri perut bagian bawah, gejala yang dikenal sebagai nyeri ligamen bundar. Ini dimulai pada minggu ke-14 dan menjadi lebih parah saat kehamilan berlanjut.
Seperti biasa, pastikan untuk memberi tahu dokter jika kram terjadi dengan gejala yang lebih mengganggu.
Tetapi jangan menyerah untuk berhubungan intim. Pelukan dan romantisme lebih penting dari sebelumnya sekarang, bahkan jika secara fisik Mama tidak siap untuk orgasme.