Freepik/wavebreakmedia_micro
Selama hamil, kenaikan berat badan tidak hanya terjadi di area perut. Menurut penjelasan dari Healthline, saat rahim membesar, bagian tubuh lain juga ikut menyesuaikan diri.
Kenaikan berat badan, terutama di sekitar pinggul, memberi tekanan lebih pada tulang dan sendi. Hal ini bisa menyebabkan rasa pegal dan nyeri pada area tersebut saat tidur, duduk, atau berjalan.
Penyebab utama nyeri dan kelonggaran pada ligamen sendi adalah hormon kehamilan, seperti relaxin dan progesteron. Relaxin adalah hormon yang dilepaskan tubuh saat hamil, yang membuat ligamen menjadi lebih lentur.
Akibatnya, beberapa sendi kehilangan stabilitas normalnya, sehingga terasa longgar saat melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini bisa membuat Mama lebih rentan merasa pegal atau nyeri pada punggung, pinggul, dan sendi lainnya.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), saat rahim membesar, pusat gravitasi tubuh bergeser, sekaligus otot perut meregang dan melemah.
Mengutip dari Healthline, G. Thomas Ruiz, MD, seorang OB-GYN di MemorialCare Orange Coast Medical Center, menjelaskan bahwa perubahan pusat gravitasi ini menimbulkan tekanan tambahan dan nyeri punggung bawah di area yang berbeda dibanding sebelum hamil.
Membawa berat tambahan di bagian depan tubuh akan mengubah postur ibu hamil. Saat janin tumbuh, distribusi berat di sekitar perut akan berubah, yang dapat menimbulkan nyeri pada pinggul dan punggung bawah.
Selain itu, merawat anak yang masih digendong di pinggul dapat memicu masalah postur tubuh, sehingga sendi di pinggul dan punggung bawah mengalami tekanan dan nyeri.
Selama kehamilan, tubuh Mama memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan janin dan plasenta. Namun, bertambahnya volume darah juga memberi tekanan lebih pada jantung, pembuluh darah, dan sistem sirkulasi secara keseluruhan.
Tekanan tambahan ini bisa menyebabkan Mama merasa pegal-pegal, terutama di bagian punggung dan kaki, karena tubuh bekerja lebih keras untuk mendistribusikan darah ke seluruh tubuh.