Perubahan hormonal selama kehamilan yang melibatkan estrogen, progesteron, dan agen mirip prostaglandin menyebabkan kelainan seperti hidronefrosis dan hidroureteri (ureteral ectasia).
Kehamilan menyebabkan relaksasi otot polos secara umum akibat efek progesteron. Seiring dengan rotasi dekstro rahim, kejadian hidronefrosis pada ibu hamil menjadi lebih besar.
Meningkatnya berat rahim di ruang panggul yang terbatas dapat menyebabkan tekanan pada ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih), sehingga menyebabkan dilatasi ureter sehingga berkontribusi terhadap timbulnya hidroureteronefrosis. Bertambahnya usia kehamilan dan pertumbuhan rahim di luar panggul dapat menurunkan tekanan pada ureter.
Demikian pula efek hormonal yang berhubungan dengan kehamilan juga dapat menyebabkan hidronefrosis janin sampai batas tertentu.
Batu ginjal, pembekuan darah, penyempitan atau jaringan parut pada ginjal, kanker kandung kemih, serta penyempitan uretra adalah beberapa penyebab intrinsik hidronefrosis pada ibu hamil. Demikian pula, penyebab eksternal, seperti kanker serviks dan sindrom vena ovarium, dan penyebab fungsional, seperti diabetes dan refluks vesikoureteral, juga dapat menyebabkan hidronefrosis pada ibu hamil.
Dalam beberapa kasus, hidronefrosis (akibat penyumbatan dan pembengkakan ginjal) terjadi dengan cepat, sementara pada kasus lain berkembang perlahan.
Hidronefrosis gestasional biasanya terjadi pada trimester kedua. Kondisi ini memengaruhi hampir 90% kehamilan pada usia kehamilan 26 hingga 28 minggu.
Sebagian besar hidronefrosis gestasional hilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan apa pun. Periode yang ideal adalah 6 minggu setelah melahirkan, tetapi terkadang bisa bertahan lebih lama.