7 Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Hamil di Usia 50 Tahun

Peluang kehamilan di usia 50 tetap ada, namun sangat berisiko

21 Juli 2023

7 Risiko Kesehatan Mengintai jika Hamil Usia 50 Tahun
Freepik/Rawpixel.com

Seiring bertambahnya waktu dan usia, kesuburan seorang perempuan juga akan semakin menurun. Selain itu, peluang kehamilan juga semakin kecil. Namun, bukan berarti kehamilan tidak bisa terjadi pada perempuan berusia 50 tahun.

Nyatanya, masih ada sejumlah perempuan beruntung yang mengandung di usia 50 tahun dan bahkan lebih. Contohnya sebut saja Mama dari Celine Evangelista yang hamil di usia kepala lima.

Lantas, risiko kesehatan apa yang mengintai jika hamil di usia 50 tahun? Simak ulasannya telah Popmama.com rangkum.

1. Hipertensi

1. Hipertensi
Pixabay/stevepb

Risiko kesehatan pertama yang berpotensi menyerang ibu hamil di usia 50 tahun adalah hipertensi. Penyakit satu ini juga dapat berujung menjadi preeklampsia.

Tetapi, risiko ini tetap bisa diminimalisir jika Mama menerapkan gaya hidup sehat. Yang pasti, ibu hamil perlu mengontrol tekanan darah dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan.

2. Bayi lahir prematur dan berat badannya rendah

2. Bayi lahir prematur berat badan rendah
Freepik/wirestock

Hamil di usia kepala lima juga berisiko mengalami kehamilan prematur. Kondisi ini bisa semakin meningkat jika ibu hamil mempunyai masalah medis lainnya atau hamil anak kembar.

Apabila kelahiran prematur terjadi, risiko bayi lahir dengan berat badan rendah juga turut meningkat. Sebab, bayi yang lahir sebelum waktu yang dijadwalkan kemungkinan besar memiliki organ dalam yang belum terbentuk sempurna.

Editors' Pick

3. Diabetes gestasional

3. Diabetes gestasional
Freepik/xb100

Kehamilan di usia 50 dapat membuat Mama lebih berisiko terkena diabetes gestasional akibat pengaruh dari hormon kehamilan. Apabila tidak segera ditangani, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko bayi berkembang besar dan mempersulit waktu persalinan nanti.

Maka dari itu, penting bagi perempuan yang hamil di usia 50 tahun untuk memantau dan mengontrol kadar gula darah. Cara yang dilakukan bisa dengan mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga ringan.

4. Berisiko menjalani persalinan caesar

4. Berisiko menjalani persalinan caesar
Pexels/Jonathan Borba
Ilustrasi persalinan caesar

Mengingat banyaknya risiko komplikasi kehamilan ketika hamil di usia kepala lima, membuat Mama lebih berisiko melahirkan lewat persalinan caesar.

Terlebih, jika ibu hamil mengalami plasenta previa atau kondisi saat plasenta menghalangi leher rahim.

5. Bayi mengalami kelainan kromosom

5. Bayi mengalami kelainan kromosom
Freepik/aspsvz
Hanya ilustrasi

Bayi yang lahir dari perempuan berusia 50 tahun berisiko mengalami kondisi kelainan, contohnya seperti down syndrome.

Pasalnya, semakin tua usia ibu hamil, maka berisiko besar pula kelainan kromosom pada bayi yang dilahirkannya.

6. Keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth)

6. Keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth)
Freepik/our-team
Hanya ilustrasi

Risiko satu ini umumnya terjadi akibat kondisi medis yang dialami ibu hamil atau bisa juga karena kelainan kromosom pada bayi.

Layaknya down syndrome, bayi lahir mati dan keguguran juga akan meningkat semakin tua usia ibu hamil.

7. Lebih mudah mengalami kelelahan

7. Lebih mudah mengalami kelelahan
Freepik/our-team

Selain berisiko mendatangkan berbagai masalah kesehatan, hamil di usia 50 tahun juga akan terasa jauh lebih menantang dibandingkan hamil di usia lebih muda.

Sebab, perempuan yang hamil di usia kepala lima kemungkinan lebih rentan mengalami banyak ketidaknyamanan, seperti berikut:

  • Kelelahan
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Kaki bengkak
  • Mudah marah dan bahkan depresi.

Demikian informasi terkait risiko kesehatan yang mengintai jika hamil di usia 50 tahun. Demi mencegah berbagai masalah kesehatan saat hamil di usia 50 tahun, ibu hamil perlu menjalankan gaya hidup sehat dan rutin ke dokter untuk periksa kehamilan.

Baca juga:

The Latest