Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Intinya sih...

  • Stres saat hamil dapat memengaruhi mikrobioma bayi.

  • Mikrobioma bayi terbentuk sejak sebelum lahir dan dipengaruhi oleh stres ibu hamil, berdampak pada kesehatan mental dan fisik bayi di masa depan.

  • Stres selama kehamilan juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, persalinan prematur, dan masalah perkembangan jangka panjang pada anak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tantangan yang dijalani ibu hamil selama kehamilan tidak hanya berupa perubahan fisik, tapi juga terdapat tantangan emosional. Rasa cemas, lelah, hingga stres kerap dialami ibu hamil, terutama saat menghadapi perubahan hormon, persiapan persalinan, dan kekhawatiran akan kesehatan bayi. Stres yang dialami selama hamil tentu tidak boleh diabaikan begitu saja.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kondisi emosional ibu hamil dapat memengaruhi perkembangan janin, termasuk kesehatan usus bayi setelah lahir. Stres yang berkepanjangan dapat memicu perubahan hormon dan respons peradangan dalam tubuh ibu hamil, yang kemudian berdampak pada lingkungan rahim tempat bayi tumbuh.

Kesehatan usus bayi sendiri berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, pencernaan, hingga perkembangan otak. Berikut Popmama.com telah siapkan penjelasan mengenai stres saat hamil berpengaruh terhadap kesehatan usus bayi.

1. Mikrobioma bayi menjadi dampak dari stres yang terjadi pada ibu hamil

Freepik/rawpixel.com

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres yang dialami ibu hamil tidak hanya berdampak pada kondisi emosional, tapi juga berpengaruh pada kesehatan bayi di masa depan. Dampaknya bahkan bisa menyentuh aspek penting dalam tubuh bayi, seperti perkembangan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Mengutip Psychology Today, stres pada ibu hamil dapat memengaruhi kesehatan mikrobioma bayi. Stres diketahui meningkatkan hormon kortisol yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus calon Mama. Perubahan ini kemudian bisa diturunkan kepada bayi sejak awal kehidupan.

Studi dari jurnal BMC Psychology juga mengungkap bahwa warisan mikrobioma dari calon Mama ke bayi memiliki peran besar, bahkan dinilai hampir sama pentingnya dengan faktor genetik dalam memengaruhi kesehatan jangka panjang si Kecil.

2. Apa itu mikrobioma bayi?

Freepik/user15285612

Mikrobioma bayi adalah kumpulan bakteri baik di usus yang sebenarnya sudah mulai terbentuk sejak sebelum bayi lahir. Selama kehamilan, komposisi mikroba di tubuh mama, terutama di area vagina, mengalami penyesuaian alami untuk mempersiapkan proses persalinan. Saat bayi lahir dan menerima ASI, mikroba-mikroba ini menjadi dasar penting bagi kesehatan dan daya tahan tubuh.

Namun, kondisi stres pada ibu dapat mengganggu proses alami tersebut. Studi tahun 2025 yang menggunakan tikus sebagai model kehamilan manusia menemukan bahwa stres kronis pada induk tikus memicu perubahan mikrobioma pada anaknya, yang kemudian berkaitan dengan risiko gangguan mental jangka panjang. 

Bahkan, ketika mikroba tersebut dipindahkan ke tikus lain, muncul perilaku menyerupai depresi. Temuan ini menunjukkan adanya kaitan kuat antara stres ibu, perubahan mikrobioma, dan kesehatan mental anak di masa depan.

3. Dampak lain akibat stres pada ibu hamil

Freepik/jcomp

Melansir dari Medical News Today, tingkat stres yang tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang meningkatkan kemungkinan persalinan prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR).

Stres juga dapat memperburuk masalah pada plasenta, seperti preeklamsia, eklamsia, dan pembatasan pertumbuhan janin. Menurut sebuah studi tahun 2019, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar kortisol selama kehamilan dapat meningkatkan kadar kortisol pada janin, sehingga meningkatkan risiko masalah perkembangan.

Para peneliti juga menemukan bahwa stres selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan jangka panjang, dari masa kanak-kanak hingga remaja. Jika calon Mama mengalami stres, dapat berpengaruh pada perkembangan kognitif dan menyebabkan kesulitan perhatian, masalah perilaku, atau peningkatan emosi negatif pada si Kecil.

4. Cara menjaga kesehatan mental ibu hamil

Freepik

Penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan mental atau emosional. Terdapat berbagai cara untuk menjaga kesehatan mental selama kehamilan, yaitu sebagai berikut:

  1. Calon Mama harus fokus makan makanan sehat, olahraga yang aman bagi ibu hamil secara teratur, dan tidur dengan cukup.

  2. Ambil langkah-langkah untuk mengurangi ketidaknyamanan, seperti melakukan konsultasi pada dokter atas sesuatu mengenai kehamilan yang membuat tidak nyaman. 

  3. Ibu hamil perlu meminta pasangan atau anggota keluarga untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan mendelegasikan tugas pekerjaan jika memungkinkan.

  4. Jangan lupa selalu luangkan waktu untuk diri sendiri. Ibu hamil dapat merencanakan aktivitas untuk mengurangi stres, seperti yoga prenatal, meditasi, atau melakukan hobi yang simpel.

  5. Mengikuti kelas prenatal atau kehamilan untuk mempelajari apa yang diharapkan selama kehamilan, persalinan, dan merawat bayi baru lahir. Hal ini dapat mengurangi kecemasan.

  6. Ibu hamil mungkin merasa terbantu dengan terhubung dengan orang lain atau komunitas serupa. Ini dapat dilakukan melalui kelompok dukungan atau jaringan kehamilan.

Nah, itulah penjelasan mengenai stres saat hamil berpengaruh terhadap kesehatan usus bayi. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan fisik dan mental, ya, calon Mama!

Editorial Team