Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pexels/cottonbro
Pexels/cottonbro

Kehamilan adalah saat yang menyenangkan bagi seorang perempuan karena tubuhnya mengalami perubahan setiap trimester untuk merawat janin. Pada saat yang sama, kehamilan memberi banyak tekanan pada tubuh mama.

Dan kemudian, berkah Ramadan menghampiri Mama. Tentu sebagai umat Muslim, Mama ingin menyambut bulan Ramadan dengan ikut berpuasa. Mungkin termasuk Mama yang sedang hamil. Jika Mama tetap menjalankan ibadah puasa, Mama harus mengenali apa saja tanda-tanda bahaya yang dapat mengganggu kehamilan Mama.

Yuk, Ma, simak ulasan Popmama.com mengenai tanda bahaya pada Ibu hamil yang berpuasa

Tanda Bahaya pada Ibu Hamil yang Berpuasa

freepik/user15285612

Jika Mama mengalami kelelahan ekstrem, dehidrasi, pusing, lemas, berkurangnya gerakan janin, atau kontraksi, Mama harus menghentikan puasa dan mencari nasihat medis.

Jika Mama memutuskan untuk berpuasa di bulan Ramadan, Mama mungkin ingin mempertimbangkan untuk berpuasa pada beberapa hari, tetapi tidak pada semua hari dalam sebulan (seperti berpuasa pada hari-hari alternatif atau di akhir pekan untuk mencoba membuatnya sedikit lebih mudah diatur). 

Jika Mama berpuasa, dehidrasi adalah sesuatu yang harus diwaspadai, terutama jika Ramadan jatuh pada hari-hari panas yang panjang dan terik. Kenali beberapa tanda bahaya akibat dehidrasi, seperti:

  • Merasa haus atau urine berwarna gelap dapat menjadi tanda awal dehidrasi.
  • Gejala lainnya mungkin berupa pusing, sakit kepala, kelelahan, mulut kering dan jarang buang air kecil dalam jumlah sedikit (kurang dari tiga atau empat kali sehari).

Jika Mama merasa pusing, pingsan, lemah, bingung atau lelah selama berpuasa, bahkan setelah beristirahat, maka Mama harus berbuka dengan minuman manis, untuk mengganti gula dan cairan yang hilang, dan camilan asin, untuk mengganti garam yang hilang, atau larutan rehidrasi oral, dan hubungi dokter Mama.

Untuk mengurangi risiko dehidrasi, tetaplah berada di tempat yang sejuk, jangan terlalu memaksakan diri, dan cobalah minum banyak cairan setelah berbuka puasa dan sahur. Ingatlah bahwa selama kehamilan, jumlah cairan yang Mama butuhkan dapat bertambah satu atau dua gelas sehari.

Selain minum banyak cairan, mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air seperti buah, sayur, sup, semur, dan bubur dalam menu sahur dan berbuka juga dapat membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi. Sebaiknya hindari mengonsumsi terlalu banyak makanan asin, terutama di pagi hari, karena dapat membuat Mama semakin haus.

Pastikan Mama tetap mengonsumsi suplemen (seperti asam folat dan vitamin D) dan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang selama bulan Ramadan sehingga Mama memperoleh semua nutrisi yang Mama dan bayi mama butuhkan.

Cobalah juga mengonsumsi makanan yang melepaskan energi secara perlahan seperti pasta gandum utuh, roti gandum utuh, sereal berbahan dasar gandum dan bekatul, kacang-kacangan, dan kacang tanpa garam, terutama saat sahur.

Jika Mama telah memutuskan untuk berpuasa di bulan Ramadan dan kemudian mulai merasa tidak enak badan, penting untuk menghubungi bidan atau dokter sesegera mungkin dan mempertimbangkan untuk membatalkan puasa Mama.

Apakah Ibu Hamil Boleh Berpuasa?

Freepik/Tirachardz

Hukum Islam memberikan izin bagi Ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa jika ia khawatir hal itu akan membahayakan kesehatannya atau janin.

Puasa yang terlewat dapat diganti kemudian, atau jika tidak memungkinkan, fidiah dapat dibayarkan dengan menyediakan makanan bagi orang miskin untuk setiap hari puasa yang terlewat. Namun, beberapa perempuan Muslim yang sedang hamil memutuskan untuk berpuasa selama bulan Ramadan. Ini adalah keputusan yang sangat pribadi dan akan bergantung pada keadaan Mama sendiri seperti tahap kehamilan, perasaan Mama, dan kondisi kehamilan.

Puasa sebaiknya didiskusikan dengan bidan atau dokter sehingga Mama dapat memeriksakan kesehatan, mengetahui komplikasi yang mungkin Mama alami saat berpuasa, dan mendapatkan saran tentang apakah puasa dapat membahayakan kesehatan Mama atau janin.

Amankah Berpuasa saat Hamil?

freepik/user18526052

Penelitian masih berlangsung di bidang ini dan meskipun buktinya tidak jelas, banyak ahli percaya bahwa berpuasa selama kehamilan bukanlah ide yang baik.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Ibu hamil yang berpuasa selama bulan Ramadan mungkin memiliki plasenta yang lebih kecil atau bayi dengan berat lahir yang sedikit lebih rendah, dibandingkan dengan perempuan yang tidak berpuasa.

Puasa juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi, terutama jika bulan Ramadan jatuh pada musim panas, dan ini dapat memengaruhi cara kerja ginjal dan jumlah cairan di sekitar janin.

Namun, penelitian lain tidak menemukan perbedaan antara bayi yang lahir dari ibu yang berpuasa dan yang tidak berpuasa selama bulan Ramadan. Dampak puasa selama kehamilan dapat bergantung pada kesehatan ibu secara keseluruhan, tahap kehamilan, dan waktu Ramadan.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya dampak puasa terhadap kesehatan dan perkembangan janin, serta bagaimana pengaruhnya terhadap bayi setelah lahir.

Pertimbangan Medis untuk Puasa selama Kehamilan

Freepik/rawpixel.com

Para ahli medis berpendapat bahwa kemampuan berpuasa saat hamil berbeda-beda pada setiap perempuan dan bergantung pada beberapa faktor seperti tahap kehamilan, kesehatan secara keseluruhan, dan kemampuan tubuh untuk menghadapi puasa.

Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan:

  • Trimester pertama: Ini adalah periode kritis saat organ-organ bayi berkembang. Banyak perempuan mengalami morning sickness, mual, dan kelelahan, sehingga puasa menjadi lebih sulit.
  • Trimester kedua: Bagi sebagian perempuan, ini adalah fase kehamilan yang paling stabil, saat kadar energi membaik dan rasa mual mereda. Jika kehamilan sehat, puasa mungkin lebih mudah dilakukan selama periode ini.
  • Trimester ketiga: Bayi membutuhkan lebih banyak nutrisi, dan dehidrasi atau kadar gula darah rendah dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti persalinan prematur.

Kenali risiko puasa hagi ibu hamil, seperti:

  • Dehidrasi: Kurangnya asupan air selama berjam-jam dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, dan bahkan infeksi saluran kemih.
  • Gula darah rendah: Dapat menyebabkan kelelahan, lemas, dan pusing, yang berpotensi memengaruhi ibu hamil dan janin.
  • Kekurangan nutrisi: ibu hamil yang berpuasa harus memastikan ia mendapatkan cukup nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan janin.
  • Risiko persalinan prematur: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko persalinan dini, terutama jika Mama tidak mengonsumsi cukup cairan dan nutrisi.

Itu penjelasan tentang tanda bahaya pada Ibu hamil yang berpuasa. Meski ibu hamil diperbolehkan untuk berpuasa, Mama disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter yang mengetahui kondisi kesehatan Mama, ya.

Apakah Mama pernah berpuasa saat hamil?

 

Editorial Team