Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/user15285612
Freepik/user15285612

Air ketuban akan mulai terbentuk pada 12 hari setelah terjadi pembuahan dan membentuk kantung ketuban. Air ketuban di dalam kandungan ini bercampur dengan urine dari janin saat usia kehamilan memasuki 10 minggu. 

Normalnya, air ketuban berwarna bening kekuningan. Namun, air ketuban ini bisa mengalami perubahan warna, salah satunya adalah berwarna hijau.

Air ketuban berwarna hijau, normal atau tidak?

Di bawah ini Popmama.com telah rangkum penjelasannya untuk Mama. Yuk, kita simak bersama!

Penyebab Air Ketuban Berwarna Hijau

Pexels.com/Garon Piceli

Penyebab air ketuban berwarna hijau adalah pengeluaran mekonium yang diproduksi oleh bayi saat berada dalam kandungan. Mekonium sendiri merupakan feses bayi untuk kali pertama.

Meskipun umum terjadi, namun mekonium dalam cairan ketuban bisa menimbulkan masalah pada janin di dalam kandungan.

Berikut hal-hal yang menyebabkan bayi rentan mengeluarkan mekonium saat masih berada dalam kandungan:

  • Proses persalinan yang berlangsung lama atau sulit
  • Persalinan terjadi melewati hari perkiraan lahir
  • Komplikasi pada ibu hamil, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi
  • Ibu merokok atau mengonsumsi obat terlarang selama hamil
  • Pertumbuhan janin tidak optimal atau terhambat
  • Stres pada bayi karena asupan oksigen yang rendah

Air Ketuban Berwarna Hijau, Normal atau Berbahaya?

Freepik/Valeria_aksakova

Air ketuban yang berubah menjadi berwarna hijau perlu dikhawatirkan, Ma. Bahaya dari air ketuban berwarna hijau adalah jika air ketuban tersebut tertelan oleh sang bayi. Hal ini dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya untuk bayi.

Salah satu komplikasi dari tertelannya air ketuban hijau untuk bayi adalah adanya Meconium Aspiration Syndrome (MAS). Komplikasi ini muncul beberapa saat setelah kelahiran dan merupakan keadaan gawat darurat pada bayi yang harus segera ditangani.

Gejala MAS yang dapat dirasakan oleh bayi adalah seperti pernapasan yang cepat, adanya sianosis (biru pada bibir dan wajah bayi), pelebaran dari dada karena penggunaan otot napas tambahan, dan sulit bernapas.

Namun, jika si Kecil mendapat penanganan lebih cepat, kesulitan bernapas yang dialami bayi bisa diatasi sehingga pernapasan dapat kembali normal, Ma.

Risiko Meconium Aspiration Syndrome

Pexels/Rene Asmussen

Bayi yang tertelan air ketuban yang telah bercampur mekonium ternyata cukup berisiko dan dapat menimbulkan masalah pada bayi. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa masalah yang ditimbulkan adalah Meconium Aspiration Syndrome.

Sindrom ini terjadi saat mekonium masuk ke paru-paru bayi. Akibatnya, bayi akan kesulitan bernapas.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab mekonium membuat bayi kesulitan bernapas, antara lain:

  • Menyumbat saluran pernapasan
  • Menyebabkan iritasi saluran pernapasan
  • Merusak jaringan di paru-paru
  • Menghambat surfaktan, zat lemak yang membantu membuka paru-paru setelah bayi lahir

Untuk mengetahui apakah bayi mengalami Meconium Aspiration Syndrome atau tidak, dokter akan memeriksa detak jantung bayi. Diagnosis sindrom ini dilakukan dokter apabila bayi terlahir dengan masalah pernapasan.

Biasanya, dokter juga melakukan prosedur X-ray sebagai konfirmasi diagnosis. Namun, selain itu, dokter juga akan melakukan tes lain untuk memastikan tidak ada penyebab lain seperti pneumonia atau masalah pada jantung bayi.

Penanganan Meconium Aspiration Syndrome

Freepik/KamranAydinov

Meconium aspiration syndrome bukanlah satu-satunya masalah yang diakibatkan dari bayi yang menelan air ketuban hijau. Sindrom ini justru hanya terjadi pada 5-10% persalinan. Selama bayi tidak sampai menghirupnya ke paru-paru, maka tidak akan ada masalah atau gejala apa pun.

Sebagian besar bayi dengan meconium aspiration syndrome akan mendapat penanganan medis di ruang perawatan khusus atau unit perawatan intensif neonatal atau NICU. Bantuan oksigen pun akan diberikan jika memang dibutuhkan.

Namun, jika kondisi bayi semakin menurun dan tetap kesulitan untuk bernapas maka akan ditambahkan bantuan dari mesin pernapasan atau ventilator. Bayi yang mengalami sindrom ini memang membutuhkan penanganan lebih lanjut, seperti:

  • Surfaktan untuk membantu paru-paru terbuka, di mana oksida nitrat yang dihirup bertujuan untuk menambahkan oksigen agar pembuluh darah terbuka dan meningkatkan pengiriman oksigen.
  • Oksigenasi membran ekstrakorporeal menggunakan mesin ECMO dengan pompa yang bekerja seperti jantung, memompa darah dari tubuh melalui paru-paru buatan.

Kebanyakan bayi yang mengalami Meconium Aspiration Syndrome akan membaik kondisinya dalam beberapa hari atau pekan, bergantung pada seberapa banyak mekonium yang dihirup.

Itu tadi penjelasan mengenai air ketuban berwarna hijau saat hamil. Jadi, rutinlah memeriksakan kehamilan untuk mencegah berbagai komplikasi selama kehamilan, ya, Ma! Jangan ragu berkonsultasi ke dokter jika Mama mengalami hal-hal yang tidak nyaman atau ada hal-hal yang dikhawatirkan.

Editorial Team