Salah satu komplikasi yang paling parah adalah emboli paru, suatu kondisi dimana bekuan darah menyumbat arteri di paru-paru.
Emboli paru (PE) biasanya terjadi selama atau segera setelah persalinan dan melahirkan. Kondisi ini dapat berakibat fatal bagi mama jika tidak segera diobati.
Ibu hamil dengan riwayat penggumpalan darah, varises, atau trombosis vena dalam memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami emboli paru saat hamil.
Faktor risiko utama kedua untuk emboli paru adalah berat badan ibu, baik selama kehamilan maupun saat melahirkan. Ibu hamil dengan BMI lebih dari 30 memiliki peningkatan risiko emboli paru. Sedangkan yang memiliki BMI lebih dari 40 berada pada risiko yang lebih tinggi.
Selain itu, sindrom iritasi usus besar adalah faktor lainnya. Kehamilan kembar dan operasi caesar juga meningkatkan risiko, tetapi perencanaan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko ini.
Sulit untuk mendeteksi PE pada ibu hamil karena sistem peredaran darah banyak berubah selama kehamilan. Gejala yang paling umum dari emboli paru, seperti sesak napas, nyeri dada, dan kaki bengkak, juga merupakan gejala kehamilan umum.
Untuk mendiagnosa PE, dokter kandungan sangat bergantung pada riwayat pasien dan kesehatan umum untuk menilai apakah pasien memiliki dugaan emboli atau tidak.
Pencitraan diagnostik (CT, MRI, atau ultrasonografi), tes darah, atau tes lainnya kemudian dilakukan untuk mendeteksi dan memastikan adanya bekuan darah.