Ada beberapa penyebab cairan bening keluar saat hamil, tergantung pada usia kehamilan. Berikut beberapa sebabnya:
- Tubuh merespons perubahan terkait kehamilan
Keputihan adalah cara tubuh membersihkan sel-sel mati dari jalan lahir untuk meningkatkan tingkat bakteri yang optimal dan mencegah infeksi. Pada dasarnya, ini melindungi Mama dan janin. Cairan ini juga membantu agar Mama dan janin tetap sehat.
- Ketuban pecah jelang persalinan
Namun, cairan bening tidak selalu keputihan. Bisa juga cairan ketuban – cairan yang memberi nutrisi dan melindungi janin di dalam kantung ketuban. Cairan ketuban terlihat sedikit berbeda dari keputihan. Ini berair dan berwarna jerami (seperti urine pucat), bukannya keputihan dan konsistensi seperti lendir. Dan biasanya menetes terus menerus setelah dimulai.
- Ketuban pecah sebelum waktunya
Keluarnya cairan yang berlebihan atau banyak pada akhir trimester ketiga dapat berarti bahwa air ketuban pecah dan Mama akan melahirkan. Selain itu, bisa juga artinya Mama mengalami kebocoran cairan ketuban sebelum waktunya. Tanda-tanda yang jelas dapat membantu Mama membedakan kedua kondisi tersebut.
Mama mungkin mendapatkan aliran tetesan yang stabil atau semburan cairan ketuban saat ketuban pecah. Namun jika itu merupakan ketuban yang pecah sebelum waktunya, biasanya itu terjadi sebelum hari perkiraan lahir, yaitu sebelum minggu ke-37.
Jika Mama mengalami kebocoran cairan ketuban sebelum waktunya, segera hubungi dokter untuk diperiksa. Demikian juga jika sudah waktunya untuk melahirkan.
Bahkan jika air ketuban tidak pecah, perubahan keputihan dapat menunjukkan bahwa persalinan tidak lama lagi. Keputihan cenderung menjadi lebih berat pada hari-hari atau jam-jam menjelang persalinan. Dan bukannya bening atau seperti susu, Mama mungkin memperhatikan bahwa warnanya merah muda atau sedikit berdarah.